Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Keindahan Sumba Barat & Barat Daya

12 Mei 2019   06:30 Diperbarui: 8 Juli 2020   10:19 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 02 Mei 2019 merupakan hari ke-2 kami di Sumba, NTT. Rencananya kami akan mengunjungi 4 tempat wisata:

- Pantai Mandorak & Danau Weekuri yang berada di Kabupaten Sumba Barat Daya

- Desa Adat Prai Ijing & Air Terjun Lapopu yang berada di Kabupaten  Sumba Barat

Perjalanan hari ini sangat panjang, sekitar 13,5jam. Kami berangkat dari Hotel Ella yang berada di Tambolaka, Sumba Barat Daya jam 08.00 untuk menuju tempat wisata seperti yang direncanakan dan setelahnya langsung menuju Hotel Tanto yang berada di Waingapu, Sumba Timur, tempat kami menginap nantinya. Sekitar jam 21.30 kami baru tiba di Hotel Tanto.

PANTAI MANDORAK

Dok pribadi
Dok pribadi

Pantai Mandorak berada di Desa Kalena Rongo, Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Kesan pertama begitu sampai di Pantai Mandorak adalah kok tebingnya mirip dengan "Broken Beach" Nusa Penida. 

Bedanya kalau di Pantai Mandorak ke-2 tebing ini terpisah sedangkan Broken Beach Nusa Penida, ke-2 tebingnya menyatu, hanya bagian tengahnya yang bolong.

Pantai Mandorak, tebing batunya mirip dengan Broken Beach Nusa Penida (dok pribadi)
Pantai Mandorak, tebing batunya mirip dengan Broken Beach Nusa Penida (dok pribadi)

Broken Beach di Nusa Penida (dok pribadi)
Broken Beach di Nusa Penida (dok pribadi)

Pantai Mandorak berukuran kecil, hanya memiliki lebar sekitar 50 meter. Pemandangan di sekeliling pantai sangat indah. Hijaunya pohon disekelilingnya, pasir putih dengan air laut biru toska jernih, dipadu dengan birunya langit dan tebing yang tidak tinggi,  sungguh indah dan layak untuk dikunjungi. 

Air laut masuk dari kolong di dua tebing tersebut. Pada saat berada di sana, arus dan ombaknya lumayan besar. Tapi sangat saya rekomendasikan untuk pencinta wisata air.

Saat berada di Pantai Mandorak ini, hanya ada beberapa pengunjung. Pantainya sepi. Terdapat satu perahu di pantai, yang digunakan oleh pengunjung sebagai tempat berfoto. Tempatnya sangat instagramable. Banyak sisi yang bisa dijadikan tempat untuk berfoto. Dijamin akan mendapatkan foto-foto yang instagramable. 

Tidak ada tempat penjualan di Pantai Mandorak ini. Jadi bagi yang ingin lama di pantai, sebaiknya membawa bekal. Tapi usahakan tidak meninggalkan sampah di pantai ya...

Dok pribadi
Dok pribadi

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

DANAU WEEKURI

Dokpri
Dokpri

Danau Weekuri berada di Desa Kalena Rongo, Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. Airnya jernih banget, berwarna bening kebiruan sehingga bisa melihat sampai ke dasarnya. Airnya asin. 

Danau ini adalah sebuah laguna yang terbentuk dari air lautan lepas yang berada di kisaran danau. Air tersebut masuk dari celah-celah bebatuan yang berada di gugusan karang sekitaran danau. 

Perjalanan dari Pantai Mandorak ke Danau Weekuri cukup dekat. Tidak sampai 30menit. Pada saat tiba matahari sudah terik sekali. Kami langsung dibawa tour guide untuk foto-foto dulu dari atas dengan Danau Weekuri sebagai obyeknya. 

dokpri
dokpri

Berpose diatas Danau Weekuri (dok pribadi)
Berpose diatas Danau Weekuri (dok pribadi)

Sepanjang perjalanan menuju tempat foto, terlihat banyaknya kain Sumba yang digantung di sana. Ternyata kain tersebut di jual dan disewakan untuk keperluan foto. Teman saya sempat menyewanya, Rp 20.000,-/kain dan Rp 50.000,- untuk 3 kain. 

Sebaiknya kalau sudah pasti menyewa baru dipegang dan ditanyakan harganya ya, karena teman saya tadinya sudah pegang kain di satu pedagang, tetapi karena coraknya tidak cocok dia pindah ke pedagang lain, jadi dimarahin sama pedagang tersebut :)

Berpose di atas Danau Weekuri dengan kain sewaan (dok pribadi)
Berpose di atas Danau Weekuri dengan kain sewaan (dok pribadi)

Setelah acara foto selesai, kami pun beristirahat di tempat rindang sambil menikmati air kelapa yang harganya Rp 10.000,-/biji.  

Oya, di Sumba untuk menikmati air kelapa, rata-rata tidak menggunakan sedotan, oleh sebab itu disarankan untuk membawa sendiri sedotan kayu atau besi "jaman now" yang bisa di cuci lagi untuk menghindari limbah plastik. Bagi yang tidak mau membawa sedotan, boleh membawa "mug" kecil untuk menampung air kelapa :)

Sudah banyak yang berenang di Danau Weekuri waktu kami selesai foto. Karena teriknya matahari yang menyengat, saya sebenarnya malas untuk berenang. Tetapi setelah di rayu-rayu sama Nova, akhirnya tergoda juga. Memang.... kapan lagi bisa merasakan kejernihan air danau Weekuri kalau tidak sekarang 😍

Oya, disini akhirnya saya bisa menaklukkan ketakutanku sendiri. Pada saat berenang di Danau Weekuri, seberang tempat turunan untuk berenang, terdapat papan yang bisa digunakan untuk melompat ke air dari ketinggian. Saya dan Nova segera menuju tempat tersebut. Setelah naik ke atas, berdua akhirnya "jiper" juga. 

Kebetulan di atas juga ada pengunjung dari Jakarta yang akan melompat. Akhirnya saling mendorong untuk meloncat duluan :) Setelah mengingatkan diri untuk tidak takut, akhirnya saya memberanikan diri untuk melompat juga. 

Tetapi saat menuju ke papan tersebut sempat maju mundur karena takut 😂,  mana papan kayunya bisa bergoyang juga. Setelah melompat, e...kok malah ketagihan. 

Berdua sama Nova naik lagi. Tapi bukan berarti begitu naik langsung berani melompat,,,,tetap....maju mundur dan terakhir melompat juga. Inti dari ini adalah kalau kita bisa mengalahkan ketakutan kita sendiri, maka tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan. Pada dasarnya bukan karena kita tidak bisa, tetapi karena kita tidak berani mencoba dan tidak berani menaklukkan ketakutan kita sendiri.

Melompat dari ketinggian (dok pribadi)
Melompat dari ketinggian (dok pribadi)

Terdapat toilet dan tempat ganti baju di sini. Untuk sekali pemakaian kita harus membayar Rp 5.000,- Tetapi menurut saya tempatnya rada pesing dan gelap, karena tidak adanya lampu. Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih diperbaiki.

DESA ADAT PRAI IJING

Dok pribadi
Dok pribadi

Desa adat Prai Ijing terdapat di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT. Di desa ini terdapat rumah tradisional khas Sumba. Rumah tradisional di sini berbentuk rumah panggung yang memiliki atap yang menjulang tinggi seperti menara yang terbuat dari alang-alang.

Dok pribadi
Dok pribadi

Pada saat tiba kami disambut oleh gerimis.  Kami memang membawa sedikit snack dan peralatan tulis untuk dibagikan ke anak-anak di Sumba. Jadi Nova pun membagikannya ke anak-anak yang ada di sana.  

Dok pribadi
Dok pribadi

Saya sempat minta ijin masuk ke salah satu rumah adat yang ada di sana. Ibunya mempersilakan saya masuk. Katanya dia hanya tinggal berdua dengan cucunya. Pada saat masuk ke dalam, saya melihat ruangan yang plong dengan sedikit perlengkapan di dalam ruangan. Terdapat tungku masak di tengah ruangan. Kasur di sebelah kanan dan kiri dari pintu yang saya masuki.

Rumah adat tempat saya minta ijin masuk (dok pribadi)
Rumah adat tempat saya minta ijin masuk (dok pribadi)

AIR TERJUN LAPOPU

Air terjun Lapopu terletak di Desa Rewarara, Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT. Air terjun Lapopu di pulau Sumba dikenal sebagai air terjun tertinggi di NTT dan berada di Kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru.  

Air terjun Lapopu memiliki tinggi 90 meter dan berbentuk tangga berundak sebelum jatuh ke kolamnya. Air terjun Lapopu ini juga pernah menjadi salah satu lokasi syuting film Pendekar Tongkat Emas.

Perjalanan ke Air Terjun Lapopu ini tidak terlalu jauh. Hanya trekking sekitar 10 menit dengan medan yang tidak sulit. Pemandangan alamnya yang alami menyegarkan mata.  Sebelum sampai ke air terjunnya kita harus melewati jembatan bambu yang katanya hanya bisa dilewati 2 orang sekali penyeberangan.

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Pada saat kami tiba, airnya tidak jernih (agak keruh). Menurut mas Wawan, tour guide kami, penyebabnya karena adanya hujan sehingga mengakibatkan lumpur terbawa sehingga airnya keruh. Tetapi hal ini tidak menggurangi antusias kami untuk menjajal airnya. Dan memang airnya dingin sehingga kami jadi segar setelah berendam di sana.

Dok pribadi
Dok pribadi

Terdapat ruang ganti (toilet) sebelum jalan menuju Air Terjun Lapopu. Ruang gantinya tidak ada lampu. 

Ada satu gerobak yang menjual indomie cup dan minuman di sini. Saya sempat memesan indomie cup sebelum melanjutkan perjalanan ke Waingapu untuk mengantisipasi perut kosong dalam melanjutkan perjalanan karena masih ada 3jam perjalanan untuk sampai Waingapu. Dan berdasarkan informasi dari temanku, Elly, waktu melihat jalan berkelok ke Ora Beach, katanya kelokan ke Waingapu lebih parah.

Dan untuk menghindari pusing dan mual, saya juga minta tolong agar temanku Asan bisa merelakan kursi depan (samping supir) untukku. Ternyata sia-sia juga antisipasi yang saya lakukan. Untuk sampai Waingapu dari Air Terjun Lapopu yang perjalanannya sekitar 3jam, saya sempat minta sampai 3x agar mobil dihentikan untuk saya menguras isi perutku😁

APA SIH YANG HARUS DISIAPKAN BILA BERKUNJUNG KE SUMBA

Apabila berencana ke Sumba, maka jangan lupa siapkan barang-barang berikut ini:

- Sunblock

- Sandal gunung karena untuk trekking ke air terjun yang licin dan terjal, sandal gunung ini "wajib" di pakai

- Topi

- Kacamata 

- Tas kecil untuk trekking ke air terjun

- Bantal leher untuk di mobil karena tempat wisatanya jauh-jauh

- Sedotan jaman now untuk minum kelapa di tempat wisata

BERAPA SIH BUDGET UNTUK LIBURAN KE SUMBA

Untuk liburan 5D4N biaya tournya sekitar 3jt-an. Biaya tersebut sudah termasuk transport selama di sana, makan 3X, penginapan ber AC dan kamar mandinya sudah dipasang water heater. Harga ini juga sudah termasuk tip untuk tour guide.

Hanya yang mahal adalah harga tiket pesawatnya. Tiket pesawat dari Jakarta ke Sumba sekitar 4-5jt. 

Mudah-mudahan pemerintah bisa menurunkan harga tiket pesawat ke daerah wisata karena menurut pak Patris, supir yang menemanin kami selama kami di sana, 15 orang tamunya akhirnya mundur akibat harga tiket yang mahal dan mengalihkan target wisatanya ke luar negeri karena harga tiket luar negeri lebih murah. 

Bagaimana pariwisata lokal bisa berkembang kalau harga tiketnya lebih mahal dari harga tiket ke luar negeri?

Keindahan alam Sumba sudah tidak diragukan lagi. Sepanjang jalan kita disuguhkan pemandangan alam yang indah dan alami. Keindahan savana dan bukit-bukitnya yang sejauh mata memandang berwarna hijau dan kuning kecoklatan dengan kuda, sapi, kambing yang bebas berkeliaran dan asyik merumput serta babi hutan dan anjing yang bisa tiba-tiba melintas. 

Air terjun yang alami dan indah serta desa adat yang kaya akan budaya. Untuk yang menyukai wisata alam dan budaya maka sangat di rekomendasikan untuk berkunjung ke Sumba.

Bagaimana kompasianer, ada yang tertarik dan berminat ke Sumba?

Selamat pagi. Have a nice Sunday.

Jakarta, 12 Mei 2019

Salam,

Sisca Dewi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun