Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Imlek Komed] Perayaan Imlek di Keluargaku

7 Februari 2019   06:15 Diperbarui: 8 Juli 2020   12:11 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silahtuhrahmi ke rumah saudara di hari 1 Imlek (dok pribadi)

Mie sua yang disajikan bermakna agar kehidupan mereka bisa berumur panjang. Mie ke mempunyai makna agar kehidupan mendatang bisa berkembang. Manisan bermakna agar kehidupan selanjutnya berjalan manis.

Oya keluarga yang sedang berkabung tidak boleh melakukan sembahyang di Imlek hari ke-9 ini. 

Dulu di daerah sembahyang hari ke-9 ini sangat meriah. Biasanya dimulai dari jam 00.00. Pada jam tersebut tetangga sebelah kanan kiri juga sembahyangan sambil menyetel lagu Imlek. Walaupun jam 12 malam tapi suasananya tidak hening seperti biasa. Malah sangat meriah.

Setelah pindah ke Jakarta dan waktu mama masih ada, sembahyang hari ke-9 biasanya dilakukan pada jam 00.00 juga. Karena saya beragama Katholik maka biasa saya disuruh menjaga altar karena takut ada kucing yang naik ke altar sedang mama dan saudara-saudaraku yang lain membakar kertas sembahyang di depan rumah. Sekarang sembahyang hari ke-9 sudah dilakukan pada pagi hari. Tidak tengah malam lagi seperti pada saat mama masih ada.

Penutupan Imlek diakhiri pada hari ke-15 (Cap Go) . Biasanya dilakukan festival lampion di kampung asalku, Bagansiapiapi.  Pada waktu kecil malam Cap Go Meh (malam hari ke-15) selalu ditandai dengan naik becak keliling kota untuk menikmati lampion yang dipasang di depan rumah. Suasananya benar-benar meriah.  Kalau di Jakarta, malam Cap Go Meh dilalui seperti malam-malam biasanya😁

Jadi Imlek bagi keluargaku dulu dan sekarang selalu sama. Hari pertama sebagai ajang silahtuhrami antar saudara-saudara, dimana momen tersebut sudah sangat "susah" sekarang ini. 

Beruntung sekarang Imlek dijadikan sebagai hari libur nasional sehingga momen tersebut dapat tetap dilaksanakan. Ritual-ritual sembahyang sebelum dan sesudah Imlek tetap dijalankan walaupun tidak dilakukan pada dini hari lagi melainkan pada saat pagi hari. Dan bagi saya yang bukan beragama Kong Hu Chu, dengan adanya Imlek saya dapat mencicipi makanan-makanan lezat yang disediakan ;)

Akhir kata, bagi yang merayakan, kuucapkan: 

GONG XI FA CAI. Semoga kita semua senantiasa dilimpahi kesehatan, kebahagiaan dan kemakmuran setahun kedepan.

Jakarta, 07 Februari 2019

Salam,

Sisca Dewi

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun