Tanggal 26 Desember 2018 sekitar jam 12.00 kami cek out dari Nusa Ela Resort untuk menuju ke Pelabuhan Hurnala guna meneruskan perjalanan kami ke Ora Beach.Â
Berhubung jadwal keberangkatan kapal cepat jam 16.00 maka kami sempat singgah di beberapa tempat wisata seperti Benteng Amsterdam & Gereja Imanuel, gereja tertua di Maluku. Tidak sempat mampir ke Mesjid Waupauwe, mesjid tertua di Ambon karena menurut pak Memed, saat itu lagi jam nya sholat.
Tepat jam 16.00 kapal meninggalkan pelabuhan Hurnala menuju Pelabuhan Amahai. Sekitar jam 18.00 kapal pun tiba di Pelabuhan Amahai. Kami dijemput oleh pak Yusman.Â
Sempat singgah sebentar di SPBU di kota Masohi dan menurut teman-teman toiletnya bersih banget, jarang menemukan toilet sebersih itu di SPBU kata mereka dengan antusias (saya tidak masuk toilet) Â serta mampir ke mini market untuk membeli cemilan. Setelahnya perjalanan langsung dilanjutkan ke Desa Saleman.
Seperti dituliskan di artikel sebelumnya, perjalanan ke Desa Saleman melewati hutan rimba yang berkelok-kelok dan memakan waktu kurang lebih 2,5 jam. Karena belum makan malam dan dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok sempat mual juga di jalan. Beruntung tidak lama kemudian kami sampai juga di penginapan.
Kami menginap semalam di desa Saleman di Saleman Villa Resort, sebelum keesokan harinya menyeberang ke Ora beach.
SALEMAN VILLA RESORT
Lokasinya di ujung desa Saleman, tepatnya di samping jempatan penyeberangan ke Ora Beach Resort.
Begitu memasuki penginapan Saleman Villa Resort, seperti dejavu saja...seakan pulang ke kampung halaman sendiri.Â
Saya berasal dari Sinaboy, sebuah desa kecil dekat Bagansiapiapi, dimana bentuk rumahnya kebanyakan rumah panggung.Â
Dibawah rumahku adalah air laut dan di belakang rumah suka dijadikan tempat  bersandarnya kapal nelayan jika sudah pulang dari melaut.Â
Dulu kalau liburan sekolah, saya sering sewa buku cerita, biasanya buku silat Kho Phing Ho dan suka baca diatas kapal yang mangkal di belakang rumah.
Saya jatuh hati melihat penginapan ini. Serasa pulang ke rumah sendiri. Rumahnya sangat adem karena angin bertiup dari depan, belakang dan samping rumah yang kosong. Benar-benar "homy" & "cozy" banget.
Kamarnya tidak ber AC dengan kamar mandi dalam. Yang pasti ruang tidur dan kamar mandinya bersih. Di depan kamar ada kursi dan meja kecil untuk bersantai melihat pemandangan di sekitarnya.Â
Ruang tengahnya luas banget dengan TV Â yang terdapat di sana yang bisa dijadikan tempat kumpul. Kita bisa duduk lesehan di sana. Â Bisa juga duduk di kursi dengan meja kecil yang terdapat di beberapa tempat. Di sekeliling penginapan kita bisa melihat keasrian di sekitarnya, karena ada bagian terbuka di sekeliling penginapan. Pepohonan hijau dengan gunung nun jauh di sana serta air laut di sekelilingnya...hmmm benar-benar membuat kita betah dan "damai". Jujur saya suka banget!!!
Besok paginya kami semua bangun untuk memburu sunrise di belakang penginapan yang mana tempatnya luas, Â bisa untuk kita bersantai, memandang air laut di bawahnya serta menikmati panorama di sekelilingnya. Â
Penginapan Saleman Villa Resort ini sangat saya rekomendasikan bagi yang berminat bermalam di desa Saleman.Â
Semalam di Saleman Villa Resort, meninggalkan "kenangan yang tak terlupakan", seakan berada di rumah masa kecil. Dan ditutup oleh nasi goreng sebagai menu sarapan yang rasanya uenak banget. Sampai habis tidak bersisa di makan kami berempat. Pada nambah lagi haha
KAKATUA RESORT
Terdapat penginapan di darat dan di atas laut. Harga penginapan di atas laut lebih mahal daripada yang di darat.
Kami menginap di penginapan yang di atas air laut. Seperti resort terapung. Penginapannya dikelilingi oleh air laut.Â
Kamarnya bersih dengan kamar mandi dalam yang luas. Kamar tidak ber AC. Terdapat kipas angin di dalam kamar. Dan ada teras di belakangnya dimana kita bisa menikmati panorama di sekitar kita, jernih dan birunya air laut di sekelilingnya, pantai pasir putih nun jauh di sana serta pepohonan di depan kita.Â
Di teras terdapat meja dan kursi serta ada kursi panjang. Duduk di teras, menikmati pemandangan yang menyegarkan. Sejauh mata memandang terdapat gunung dan pepohonan di depan mata serta birunya air laut yang mengelilingi kita serta pantai pasir putih yang mengenapkan keindahannya. Kita juga bisa menikmati kapal motor yang lewat di depan kita. Sungguh tempat liburan yang menyenangkan.
Sangat saya rekomendasikan juga bila tidak mendapatkan tempat penginapan di Ora Beach Resort.
Semoga bisa menjadi referensi bagi yang berminat jalan sendiri ke Desa Saleman & Ora Beach.
Jakarta, 24 Januari 2019
Salam,
Sisca Dewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H