Kamar keluarga cukup besar dengan tingkat 2. Ada AC dan kamar mandi dalam. Tentu saja kami menerimanya dengan senang hati. Terima kasih pak Haikal untuk kebaikannya.
Sejujurnya saya sudah tidak sabaran untuk menceburkan diri ke laut pada saat tiba. Melihat pantai pasir putih dan air yang begitu bening di depan mata, membuat saya tidak sabar untuk menjajalnya. Apalagi kami hanya semalam di Nusa Ela Resort. Tetapi karena teriknya matahari, maka sehabis makan siang, kami masih santai-santai sebentar di dalam cottage.
Sempat ada WA di grup keluarga, yang menyuruh saya untuk jangan main ke pantai karena tsunami di selat sunda. Dan saya perhatikan dari teras cottage, memang saat itu arusnya kencang banget. Tetapi sebagai pencinta wisata pantai, apalagi hanya semalam di sana, godaan di depan mata terasa sayang untuk dilewatkan. Â
Sekitar jam 15.00 Â saat saya mau snorkeling dan melewati ci Elsa dan pak Haikal di depan resort, diinfokan oleh ci Elsa kalau menurut pak Haikal arus lagi sangat kencang. Sebaiknya kalau mau snorkeling mungkin sekitar jam 18.00, mungkin arusnya sudah tidak sekencang saat itu. Saya pikir kalau snorkeling jam 18.00 waktu sudah sore, saya pribadi "parno" berenang di laut pada malam hari.
Maka saya memutuskan untuk tetap snorkeling saat itu. Biasanya saya tidak suka memakai pelampung pada saat snorkeling tetapi karena melihat arusnya yang begitu kencang maka saya memutuskan untuk memakai pelampung.Â
Teamnya pak Haikal sangat baik dan ramah. Melihat kami tetap mau snorkeling (lebih tepatnya saya... karena teman-teman yang lain walaupun sudah siap tapi masih ragu untuk terjun), akhirnya mereka naik perahu mengikat tali dari depan resort sampai ke tengah laut. Jadi kami tinggal memegang talinya.Â
Dengan memegang tali, saya menikmati keindahan bawah lautnya. Ikannya warna warni dan karangnya juga bagus. Saking senangnya dan ingin mengabadikan ikan warna warni yang berseliweran ke sana kemari, tanpa sadar pegangan saya di tali terlepas. Sebenarnya  hanya sejengkal jaraknya antara saya dengan talinya. Tetapi karena arusnya sangat kencang dan saya memakai pelampung, maka bukannya saya makin mendekat ke tali, malah saya semakin menjauh.Â
Setelah saya pikir-pikir, kalau saya tetap nekat berenang untuk menjangkau talinya, saya pasti kecapekan karena arusnya kencang banget maka saya pun berteriak memanggil. Kebetulan pak Haikal dan pak Memed lagi duduk santai di depan resort.Â
Segera pak Memed dan pak Noval (adiknya pak Haikal) langsung melompat ke air untuk menolong saya. Â Karena melihat mereka sudah turun, saya pun membiarkan diri saya di bawa arus ke bongkahan karang besar yang ada di sana. Sambil berpegangan di karang, akhirnya saya dijemput oleh pak Noval & pak Memed.Â
Dengan berpegangan pada tangan pak Noval saya diantar dengan selamat kembali ke atas. Terima kasih pak Noval dan pak Memed atas pertolongannya. Tanpa bapak berdua mungkin saya sudah tinggal nama ;) Â Apakah saya kapok? Tentu saja tidak, karena saya percaya, hidup mati kita itu sudah digariskan yang di Atas.