Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Cantiknya Pesona Bawah Laut di Sabang

3 Desember 2018   06:20 Diperbarui: 8 Juli 2020   12:20 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
View di belakang kami adalah pelabuhan Labohan. Indah bukan? (dok pribadi)

Sabang adalah salah satu kota di Aceh. Kota ini berupa kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan Pulau Weh sebagai Pulau Terbesar. Sabang menyimpan pesona bawah laut yang memukau. 

Sangat direkomendasikan untuk pencinta wisata bahari. Keindahan bawah lautnya sangat sayang untuk dilewatkan, terutama ikan hias kecil dan terumbu karangnya.

Kalau sudah ke Banda Aceh, jangan lupa untuk menyempatkan diri untuk menyeberang ke Sabang.  Hanya sekitar 45menit dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh dengan kapal cepat untuk tiba di Pelabuhan Labohan, Sabang.

Dengan menggunakan kapal cepat Express Bahari 8B, kami berangkat ke Sabang tanggal 17 November 2018 jam 16.00.  Kapalnya besar dan bersih dengan tempat duduk menghadap ke depan. Tanpa terasa 45menit kemudian kami sudah tiba di Sabang.

Sampai di Pelabuhan Labohan, kami sudah dijemput oleh supir yang memang sudah dipesankan oleh teman kami, Wibendi. 

Karena kami ber-8 maka kami memakai 2 mobil, perjalanan dari pelabuhan Labohan ke tempat kami menginap berliku-liku, sehingga ditakutkan kalau hanya memakai 1 mobil yang duduk di belakang akan pusing.  

Setiba di penginapan hari sudah gelap. Kami mengakhiri perjalanan hari ini dengan ngopi sebentar di cafe Fina dan setelahnya masuk ke peraduan untuk mengisi tenaga buat besoknya.

Rencana kami tanggal 18 November 2018 adalah snorkeling dan keliling pulau. Sekitar jam 09.30 kami pun dijemput oleh tour guide untuk membawa kami keliling pulang dan snorkeling. 

Kami menyewa perahu untuk 8 jam seharga Rp 1.000.000,-, upah tour guide Rp 350.000,-, dokumentasi underwater Rp 200.000,- dan sewa alat snorkeling Rp 40.000,-/pcs. 

Perahu yang mengantar kami keliling pulau (dok pribadi)
Perahu yang mengantar kami keliling pulau (dok pribadi)
Spot pertama kali adalah Pulau Rubiah. Setelah menitipkan koper kami ke Iboih Inn Resort, tempat kami bermalam nantinya, kami segera meluncur ke Pulau Rubiah. Dinamakan Pulau Rubiah, karena di pulau ini terdapat makam Cut Nyak Rubiah. 

Pulau ini merupakan salah satu pulau yang selalu menjadi kunjungan wisatawan, karena keindahan ikan hias kecil yang terdapat di sini.  Pulau Rubiah tidak berpenghuni. 

Tetapi terdapat beberapa warung makanan dan minuman serta sebuah penginapan yang ukurannya sangat kecil, hanya tersedia 2 kamar saja.

Begitu sampai di Pulau Rubiah, kami menunggu sebentar tour guide kami yang menyediakan mie rebus yang dimasukkan ke plastik dan dilubangi diujungnya. Ternyata tujuannya untuk memancing ikan mendekat pada saat foto underwater.

Dan lihatlah betapa banyaknya ikan yang mendekat karena dikasih makan mie rebus tersebut. Ikan-ikan di sini ternyata jinak-jinak dan tidak takut terbukti dengan banyaknya ikan hias yang berkerumun di tempat kami.

Ikan hias yang ada di Pulau Rubiah (dok pribadi)
Ikan hias yang ada di Pulau Rubiah (dok pribadi)
Snorkeling di Pulau Rubiah (Dok pribadi)
Snorkeling di Pulau Rubiah (Dok pribadi)
Setelah jam 12.00 kami pun beranjak naik untuk menikmati makan siang. Berikut menu makan siang kami: ikan bakar, kangkung, sate gurita, tempe & emping dengan semangka sebagai pencuci mulut. Karena lapar tidak pakai lama, makanan tersebut langsung ludes.

Makan siang di Pulau Rubiah (dok pribadi)
Makan siang di Pulau Rubiah (dok pribadi)
Menu makan siang di Pulau Rubiah (Dok pribadi)
Menu makan siang di Pulau Rubiah (Dok pribadi)
Sate gurita (dok pribadi)
Sate gurita (dok pribadi)
Habis makan siang, kami pun melanjutkan perjalanan dari pulau Rubiah ke pulau lain yang letaknya tidak begitu jauh dari pulau Rubiah. Terumbu karang di sini masih bagus dan tidak rusak seperti yang ada di pulau Rubiah. Berikut beberapa terumbu karang yang sempat terekam kamera. 

Terumbu karang ini bukan diambil dari satu tempat saja, tetapi dari beberapa tempat, karena kami sempat naik turun perahu untuk snorkeling menikmati ikan hias dan terumbu karang di tempat yang ditentukan oleh tour guide.

Tempat-tempat yang kami datangin tersebut ombaknya tidak terlalu besar, malah terkesan tenang sehingga tidak terlalu capek berenangnya. Tempatnya masih sekitaran pulau Rubiah. 

Tetapi nama pulaunya sudah berbeda. Saya sempat menanyakan ke bapak yang menggemudikan perahu, hanya saya sudah lupa nama-nama pulaunya :)

Coral piring (dok pribadi)
Coral piring (dok pribadi)
Terumbu karang (dok pribadi)
Terumbu karang (dok pribadi)
Terumbu karang (dok pribadi)
Terumbu karang (dok pribadi)
Terumbu Karang (dok pribadi)
Terumbu Karang (dok pribadi)
Sekitar jam 15.00 kami pun pulang, karena teman kami ada yang sudah kedinginan. Masih ada 2 tempat yang tidak kami datangi, salah satunya adalah tempat yang ada ikan nemonya. 

Tetapi jujur saya sudah cukup senang dan puas snorkeling di sini, melihat terumbu karang yang masih asri dan bagus serta ikan-ikan hias yang jinak disini. 

Sungguh tak henti-hentinya mengucap syukur atas karunia Tuhan yang sangat luar biasa ini. Bagi pencinta wisata bahari, pulau Rubiah dan sekitarnya ini sangat saya rekomendasikan.

Tugu KM 0
Tanggal 19 November 2018, rencananya adalah city tour. Tadinya rencananya ke Tugu Km 0 & air terjun, tetapi karena hujan semalaman dari tanggal 18 November 2018 dan sampai paginya masih hujan maka air terjunnya tidak jadi kami datangi. 

Kami hanya menyempatkan diri ke tugu Km 0 dan berhenti foto-foto di tempat yang instagramable. Berikut beberapa foto yang merekam keindahan pulau Sabang:

Berpose di depan Tugu KM 0
Berpose di depan Tugu KM 0
Berpose di tulisan PULAU WEH (Dok pribadi)
Berpose di tulisan PULAU WEH (Dok pribadi)
Berpose di Pantai Paradiso (dok pribadi)
Berpose di Pantai Paradiso (dok pribadi)
View di belakang kami adalah pelabuhan Labohan. Indah bukan? (dok pribadi)
View di belakang kami adalah pelabuhan Labohan. Indah bukan? (dok pribadi)
Dengan menginjakkan kaki ke Sabang, maka tercapailah sudah perjalanan saya dari Sabang sampai Merauke (Papua).  Sungguh tidak bisa dipungkiri keindahan Indonesia memang tidak terkalahkan. 

Semoga infrastruktur yang kurang dapat segera ditingkatkan sehingga pariwisata kita bisa berkembang dengan pesat, tidak saja hanya mendatangkan turis dari lokal, tetapi juga dari  mancanegara.

Selamat pagi rekan kompasianer. Selamat bekerja....

Jakarta, 03 Desember 2018

Salam,
Sisca Dewi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun