Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HUT RTC] Demi Kebaikanmu

4 Maret 2016   10:32 Diperbarui: 8 Juli 2020   12:44 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Minggu pertama (terinspirasi puisi)

 

Lina terbaring lemas di ranjang. Sesekali terlihat mukanya meringis menahan sakit.


“Ah,,,,seandainya kamu ada disampingku, Gus”, batin Lina.


Jujur, sebenarnya aku ingin kamu bisa menemaniku di sisa hidupku ini, Gus, tetapi aku tidak tega,,,,melihatmu bersedih. Aku tahu kamu sangat mencintaiku, sangat menyayangiku. Karenanya aku tidak mau kamu nantinya bersedih melihat keadaanku yang kian hari akan kian memburuk. Maafkan aku, Gus, karena telah memutuskanmu. Masih terbayang dengan jelas wajah sedih dirimu kalah kuucapkan putus. Masih tergiang dengan jelas ucapan memelasmu menanyakan salahmu. Ah,,,tahukah kamu, Gus, sebenarnya aku lebih sedih dan merana dari dirimu kala itu. Aku juga sangat mencintai & menyayangimu. Aku ingin kita bisa bersama selamanya. Tapi kuterpaksa memutuskanmu, demi kebaikanmu, karena takdir ternyata berkata lain.


Seandainya engkau tahu belakangan ini tubuhku semakin lemah, semakin tidak bertenaga. Dokter sudah memberitahukan kalau ternyata kankerku sudah stadium lanjut. Aku memang suka mimisan, tetapi pikirku itu karena aku kecapekan. Tidak pernah terpikir olehku kalau ternyata aku mengidap penyakit yang membahayakan dan ternyata sudah stadium lanjut.


Gus, ku akan mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku. Aku akan senantiasa menjagamu dari atas sana. Kalau memang reinkarnasi itu ada, aku ingin tetap bisa menjadi kekasihmu nantinya.

***

Jakarta, 04 Maret 2016

 

Sumber Inspirasi:

Andai Kau Tahu

Oleh: Sisca Dewi

Masih terbayang di benakku

Wajah sedih dirimu

Kala ku ucapkan putus

 

Masih tergiang di telingaku

Ucapan memelasmu

Menanyakan salahmu

 

Aahh,,,,andai kau tahu,,,,

Remuk redam diriku

Kala kuucapkan putus

 

Andai kau tahu,,,,

Ku terpaksa

Ku merana karenanya

 

Tapi,,,,kuharus memutuskanmu

Demi kebaikanmu

Karna usiaku Sudah tak lama lagi,,,,

 

Diambil dari Sini

 

Karya ini diikutsertakan untuk memeriahkan HUT perdana Rumpies The Club

Sumber Ilustrasi: RumpiesTheClub@dok

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun