Beberapa dari pelacur mengatakan bahwa demimenghidupi anaknya maka dia menjual dirinya.
Beberapa mengatakan untuk makan dan menyambung hidup.
Beberapa mengatakan karena menjadi korban pelecehan seksual sehingga sekalian nyemplung saja, toh sudah kotor.
Rumput yang sudah diinjak-injak dengan kaki kotor masih bisa menjadi baik jika dibersihkan, dirawat, kemudian tumbuh dengan lebatnya. Suatu saat nanti orang akan lupa bahwa rumput itu pernah diinjak-injak orang. Tergantung seberapa besar kemampuan rumput itu untuk tumbuh lebat sehingga kotoran tersebut bisa hilang dengan sendirinya.
Demikian juga mereka yang memiliki latar belakang dan masa lalu yang buruk sekalipun.
Seandainya menjadi korban pelecehan seksual, pilihannya adalah maju atau terpuruk.
Bisa maju asalkan mampu memaafkan diri sendiri, melupakan, dan bertumbuh. Saya tahu memulai dari awal akan sangat sulit, tapi bertumbuh adalah hal yang wajar bukan ?
Sayangnya kebanyakan memilih untuk melanjutkan keterpurukannya tanpa tahu kapan semua itu akan berakhir.
Menjadi pelacur itu pilihan, bukan takdir.
Saya yakin Tuhan manapun tidak melahirkan manusia menjadi seorang pelacur.
Selalu ada jalan jika memang ingin.
“If you really want to do something, you will get a way, but if you won’t you will always have an excuse”
Tidak ada yang bisa melepaskan jerat itu kecuali keinginan dari diri sendiri. Orang lain hanya bisa memberi jalan, selanjutnya tetap orang tersebut yang harus berjalan untuk dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H