Â
      Di Jalan Alamanda, Bumi Serpong Damai, tepatnya di sebrang Gereja St. Monika, ada deretan kios yang menjual jajanan Nusantara yang menggoda selera, misalnya siomay tenggiri, risoles ragut, lumpia Semarang, cakwe, dll. Sepertinya Halal. Memang sih status Halal tak semudah itu, harus ada inspeksi dari pihak pemeriksa (MUI) mengenai alat memasak, bahan makanan, dan bahkan, tempat dagang. Jadi, untuk pemilik UKM, sebaiknya mengurus logo Halal agar pangsa pasarnya lebih besar. Negara Thailand sangat mengembangkan potensi kuliner Halal karena menyadari pangsa pasar yang besar.
      Untuk oleh-oleh kedua adikku yang sedang harap-harap cemas, Mama membeli panada dan kue cucur jumbo beraroma kayumanis seharga 6 ribu Rupiah per buahnya. Tepat di samping kanan kios panada dan cucur tersebut, ada kios Oma Juwita yang menjual risoles ragut seharga Rp 6.500,00 dan lumpia Semarang seharga Rp 14.000,00. Enaknya luar biasa. Maklum yang membuat kedua jajanan tersebut sang Oma sendiri yang asli orang Semarang. Sementara yang menjualkannya ialah anak perempuannya yang cantik walaupun sudah berusia setengah baya, dibantu kedua asistennya yang ternyata berasal jauh dari Sukabumi.
      Saking enaknya, aku lupa memfoto risoles ragut. Ada potongan-potongan kecil keju di dalamnya. Lumpia Semarangnya yang berisi rebung masih khas banget. Ada bawang daun unyu dan saus kental seperti lem. Sayangnya, aku tak punya budget berlebih untuk membeli oleh-oleh. Tapi, penganan ini bisa dikirim via Paxel (WhatsApp Oma Juwita 089525092665) yang menerapkan cold chain sehingga tak busuk. Satu kilogram paket bisa isi 50 biji risoles atau lumpia Semarang. Nabung dulu deh ...
      Cara membuat lumpia Semarang amatiran ala keluargaku sebagai berikut.
Lumpia Semarang
Bahan:
1 kg rebung, rebus dengan air kelapa yang diberi gula dan garam, biarkan semalaman. Â Tiriskan, cuci dengan air mengalir, tiriskan kembali, dan iris.
Minyak goreng secukupnya.
Bubuk kaldu ayam.