Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024).

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Summary/Ringkasan Inovasi Membentuk UMKM& Koperasi Masa Depan

25 November 2024   23:10 Diperbarui: 25 November 2024   23:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kementerian Koperasi dan UMKM.

Buku berjudul "Summary/Ringkasan Inovasi Membentuk UMKM& Koperasi Masa Depan" ini merupakan seri kesatu dari Buku Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM. Gaya bahasa buku ini jelas dan tidak bertele-tele sehingga mudah dipahami. Isi buku ini merupakan summary atau ringkasan dari seluruh perbaikan atau inovasi yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM yang dipimpin oleh Teten Masduki. Seri buku 1 ini merupakan ringkasan-ringkasan buku seri selanjutnya, yaitu seri 2 hingga 7.

Buku seri 2 yang berjudul Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Minyak Makan Merah: Koperasi Modern Memutar Hilirisasi& Industri Menengah Nasional, memaparkan bagaimana Rumah Produksi Bersama merupakan fondasi industri menengah berbasis kekayaan lokal dan sekaligus cara untuk memodernisasi koperasi, yaitu koperasi yang memiliki pabrik. Minyak Makan Merah diproduksi akibat langkanya minyak goreng pada tahun 2022. Karena pabrik Minyak Makan Merah terintegrasi dengan koperasi, petani sawit memiliki usaha hilirisasi, yaitu pabrik pengolahan minyak goreng. Minyak Makan Merah lebih sehat dan kaya vitamin A, vitamin E, dan nutrisi lainnya dibanding minyak goreng yang berwarna kuning keemasan karena Minyak Makan Merah tidak mengalami proses pemutihan (bleaching). Terdapat 13 piloting project RPB di Kabupaten Batubara untuk komoditas cabai merah, Yogyakarta untuk komoditas susu, Kabupaten Tanah Laut untuk komoditas karet, Kabupaten Jembrana untuk komoditas kakao, Kabupaten Pangjakene dan Kepulauan untuk komoditas garam, Kabupaten Sukoharjo untuk komoditas rotan, Kabupaten Manggarai Barat untuk komoditas bambu, dan Kabupaten Garut untuk hilirisasi komoditas kulit.

Buku Seri 3 dengan judul Korporatisasi Petani dan Koperasi Multi Pihak: Koperasi Kekinian, membahas korporatisasi petani melalui koperasi multi pihak untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Di sektor pertanian, koperasi multi pihak dapat menjadi basis kelembagaan korporatisasi petani.

Buku Seri 4 yang berjudul Transformasi Pembiayaan UMKM: Daya Ungkit Menuju Kemapanan.  Pembiayaan UMKM merupakan determinan (faktor sensitif) dalam pengembangan UMKM. Akibat tidak adanya agunan dan kurang memadainya laporan keuangan, pembiayaan konvensional kurang menjangkau usaha-usaha mikro maupun kecil. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM berinovasi dengan menginisiasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster dan pre financing atau pembiayaan rantai pasok pada UMKM. Contoh keberhasilan inovasi pembiayaan UMKM ialah pembiayaan pre financing Koperasi Pesantren Al Ittifaq (produk hortikultura) dan KUR Klaster para peternak domba Nurul Hidayah di Garut.

Buku Seri 5 yang berjudul Solusi Nelayan Mengurai Paradoks Si Miskin di Negara Maritim, membahas mengenai Program Solusi Nelayan atau Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan. Program penyaluran BBM Bersubsidi tersebut merupakan kolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perikanan dan Kelautan, dan PT Pertamina Patra Niaga berupa pendirian Pom bensin mini di desa-desa nelayan yang dikelola oleh koperasi nelayan berdasarkan skema murni bisnis. Pilot Project Solusi Nelayan terdapat di Aceh Besar, Deli Serdang, Indramayu, Pekalongan, Semarang, Surabaya, dan Lombok Timur.

Buku Seri 6 dengan judul Entrepreneur Hub& Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup, memaparkan mengenai Entrepreneur Hub, suatu program dan platform yang merupakan dasar pengembangan wirausaha Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden No 2 Tahun 2022. Dengan platform tersebut, individu yang baru memiliki niat berwirausaha, wirausaha pemula ataupun mapan, memperoleh bimbingan dan skill kewirausahaan.

Buku Seri 7 yang berjudul Reformasi Blu: LPDB-KUMKM& SMESCO, Modal Lancar Jualan Gencar, membahas peran pembiayaan atau kredit bagi UMKM dan koperasi, dan bagaimana Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) kini hanya memberikan pembiayaan pada koperasi. Buku ini tak hanya mencantumkan studi kasus mengenai hal tersebut, tapi juga membahas konsep dan model bisnis SMESCO. Tak hanya menyentuh pemasaran produk-produk koperasi dan UMKM, SMESCO juga menjadi center of excellence.

Rumusan kerangka buku ini disajikan dengan unik pada Daftar Isi, yaitu berupa skema. Seri ini terdiri atas beberapa bab, yaitu Inovasi dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM; Pembiayaan Rantai Pasok dalam Ekosistem Berkelanjutan; Menguatkan Sumberdaya Wirausaha dengan Entrepreneur Hub dan Inkubasi; SMESCO, Partner Strategis Koperasi dan UMKM dalam Pemasaran; dan Pabrik Minyak Makan Merah yang Mendobrak Kemapanan.

Pada daftar isi halaman 7, terdapat salah ketik. Seharusnya Bab 2 berjudul Pembiayaan Rantai Pasok dalam Ekosistem Berkelanjutan, bukan Inovasi dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

"Kondisi UMKM yang mandiri dan tidak terkoneksi dengan industri besar, menciptakan UMKM yang tidak produktif dan tidak sustain karena minimnya transfer teknologi, tidak ada kepastian market, dan pada akhirnya sulit untuk mendapatkan akses pembiayaan." -Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki (2024). (hal 14)

Keunggulan buku ini ialah memaparkan permasalahan teknis yang dihadapi UMKM Indonesia, yaitu tidak menjalin kemitraan dengan industri besar. UMKM di sektor produksi tidak kompetitif untuk bersaing dengan industri besar. Buku ini berhasil mengungkapkan kelemahan UMKM, yaitu teknologi, strategi bisnis, analisis market, analisis potensi, kepastian harga pasar (terutama UMKM sektor produktif), kredit bermasalah (terutama terjadi di sektor perdagangan yang paling banyak menerima manfaat KUR), dan faktor eksternal seperti pandemi COVID-19, perang Rusia-Ukraina, dan dampak perubahan iklim. Buku ini juga memberikan solusi untuk menaikkelaskan UMKM dan memodernisasi koperasi karena 97% dari usaha mikro ialah penjual makanan keliling (bakso, bubur ayam, dll), petani kecil, dan peternak kecil. Daya tarik buku ini ialah banyak infografis yang menarik sehingga pembaca tak jenuh. Topiknya pun menarik dan aktual, misalnya koperasi petani berbasis smart farming, koperasi berbasis teknologi blockchain, koperasi multi pihak, dll.

Kelemahan buku ini ialah tidak memberikan solusi akan kredit bermasalah UMKM di sektor perdagangan, misalnya warung atau minimarket. Warung atau minimarket yang merupakan UMKM, tidak dapat bersaing dengan jaringan retail minimarket seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dll. 

Di Jepang, Pemerintah Jepang melindungi UMKM dengan membatasi retail minimarket. Jadi, warung ataupun minimarket di Jepang dimiliki dan dikelola oleh warga Jepang. Pemerintah Jepang melalui Kementerian Jepang (JICE) juga secara aktif mempromosikan UMKM Jepang melalui student exchange, misalnya JENESYS. Partisipan JENESYS berfungsi sebagai agen perubahan yang merupakan generasi muda untuk menjembatani Jepang dan negara lainnya, misalnya negara ASEAN. Bank 77 Jepang tidak hanya mengejar profit, tapi menyokong bisnis kliennya agar dapat melakukan ekspansi bisnis dan terlibat dalam perdagangan global. Akibat menurunnya populasi Jepang, Bank 77 mendorong kliennya yang mayoritas skala bisnisnya menengah dan agak besar (pendapatan tahunan sekitar US$10-20 juta) untuk ekspansi bisnis ke negara ASEAN. 

Korea Selatan merupakan salah satu contoh negara yang menerapkan integrasi antara seni, budaya, dan ekonomi. Dengan KPOP, KDrama, dan KIdol, Pemerintah Korea Selatan mempromosikan UMKM, misalnya pakaian, kuliner, masker kecantikan, merchandise, dll. Strategi bisnis Korea Selatan ialah merk yang terintegrasi (integrated branding), misalnya dengan KDrama, Korea Selatan mempromosikan kuliner, baju, obyek wisata, merchandise, dll sehingga UMKM terkait berkembang. Buku ini tidak menjelaskan bahwa pangsa pasar UMKM merupakan niche (ceruk) sehingga pangsa pasarnya terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh mayoritas produksi UMKM dilakukan secara batch dan skala bisnisnya kecil atau menengah sehingga harga produknya tidak kompetitif jika dibandingkan harga produk industri besar yang proses produknya dilakukan secara kontinyu dan mencapai economic of scale. Walaupun demikian, buku ini menyatakan bahwa UMKM harus naik kelas. Kebijakan satu pintu untuk merangkul UMKM dengan entrepreneur Hub atau eHub, memudahkan pengawasan dan penentuan strategi pengembangan bisnis.

Sebaiknya, buku ini menyarankan bahwa UMKM tidak melakukan perang harga karena UMKM tidak mungkin bertanding harga dengan industri besar yang menerapkan economic of scale. China menerapkan harga produk yang murah sehingga UMKM Indonesia terdampak. Proses produksi di China murah karena bisnis skala besar, biaya tenaga kerja murah, dan harga bahan baku terjangkau. Konsumen Indonesia menyukai harga produk yang murah walaupun kualitas produk China tidak terlalu bagus, misalnya pakaian. Hal tersebut tampak pada penjualan produk pakaian di marketplace seperti Shopee. Bahkan, konsumen Indonesia menyukai baju bekas import. Hal tersebut menggerus pangsa pasar domestik pakaian.

Kelemahan buku ini ialah kurang runut sehingga kesannya melompat-lompat antara satu topik dengan topik lainnya sehingga sulit dipahami sebenarnya inti masalah yang sedang dibahas itu apa. Hal tersebut disebabkan buku ini merupakan ringkasan dari seri 2 hingga tujuh, tapi ditampilkan dalam 5 bab sehingga kurang ada batasan masalah satu dengan lainnya. Walaupun demikian, gaya penyajiannya menarik ala jurnalistik (majalah atau pun koran).

Buku ini menyatakan logika dalam berbisnis. Pada era industri 4.0, bisnis merupakan network sehingga UMKM tidak bisa berdiri sendiri untuk naik kelas. Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Teten Masduki yang menekankan pentingnya program korporatisasi.

"Produk mereka harus kompetitif di pasar dan bisa menjangkau pasar yang lebih luas." (hal 31).

Inovasi penting untuk pengembangan bisnis UMKM. Dengan inovasi, produk UMKM memiliki nilai tambah (added value) sehingga kompetitif. Inovasi Kementerian Koperasi dan UKM dipaparkan dalam buku ini. Misalnya, program Rumah Produksi Bersama (RPB) untuk mengembangkan industri menengah yang mengelola hasil kekayaan alam seperti pertanian, perkebunan, akuakultur, ataupun pertambangan. Inovasi lainnya ialah Pabrik Minyak Makan Merah, Korporatisasi Petani dan Koperasi Multi Pihak, Solar untuk Koperasi (Solusi), Nelayan, Transformasi Pembiayaan UMKM, Entrepreneur Hub, Digitalisasi dan Inkubasi sebagai embrio pengembangan startup dan Reformasi Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu LPDB-KUMKM dan SMESCO.

Buku ini wajib dibaca oleh pelaku UMKM sebagai pedoman pengembangan UMKM karena memberikan wawasan mengenai permasalahan yang dihadapi UMKM beserta solusinya. Dengan mempelajari buku ini diharapkan pelaku UMKM dapat mengembangkan diri.

Data buku       :

Judul buku      :           Summary/Ringkasan Inovasi Membentuk UMKM& Koperasi Masa Depan

Pengarang      :           Tim Penulis Kompas:

Yoseptin T. Pratiwi dan Ika Nurul Syifaa.

Tim Biro Manajemen Kinerja Organisasi dan SDM Aparatur:

Ruli Nurdina Sari, M. Irsan Ali, dan Muhammad Rizky Dermawan.           

Penerbit          :           Kementerian Koperasi dan UKM RI.

Tahun terbit :           2024.

Cetakan          :           Cetakan I.

                                    ISBN: 978-62389357-0-3

                                    ISBN: 978-62389357-1-0

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun