"Ray, ke sini," seru Ranko dengan suara melengking tujuh oktaf. Ia melambaikan tangan kanannya dengan heboh hingga es krim chocolate raspberry-nya hampir terjatuh. Siku kirinya menyenggol gadis bergaun kuning yang berdiri di sebelahnya hingga gadis tersebut berdecak kesal dan bergerak menjauh.
Aku setengah berlari menghampiri Ranko bak dayang istana menghadap sang tuan putri. Dengan napas ngos-ngosan, aku berkata, "Maafkan aku, Ranko. Aku sudah berangkat seawal mungkin. Tapi ban sepeda motorku bocor kena paku." Aku mengusap keringat yang bercucuran di keningku.
Ranko mendengus dengan gaya Tama, si kucing hantu yang angkuh. Ia mengangkat kedua alis matanya yang cantik, "Kita bersahabat bukan satu atau dua hari. Aku sudah terbiasa dengan 1.001 alasan keterlambatanmu."
"Tapi kau kan ingin menyaksikan pertunjukan sirkus yang dimulai sejam yang lalu."
Ranko menyeringai, "Untuk berjaga-jaga aku memberitahumu jadwal pertunjukan sejam lebih awal karena kau Mr Ngaret. Aku cerdik kan?"
Aku terperangah. Ranko tak tahu pengorbananku untuk ke sini sesegera mungkin. Aku mendorong motor hingga bengkel. Setelah itu, aku melintasi jalan tikus yang berbahaya agar tiba sesegera mungkin. Hampir saja aku terperosok ke lubang galian pipa. Kemudian, dari halaman parkir motor, aku lari pontang-panting ke sini. Benar sih aku jadi tepat waktu. Tapi tidak begini juga. Ranko memang sangat disiplin.
Dengan tak sabar, Ranko mengibaskan tangan di depan wajahku. "Jangan melamun! Yuk kita segera masuk ke dalam tenda pertunjukan. Sebentar lagi acaranya dimulai."
Tepat saat Ranko mengucapkan kalimat tersebut, bunyi terompet saling bersahut-sahutan. Iringan orchestra sirkus membuatku merasa di dunia lain. Orang-orang dari segala sudut jalan tumpah ruah. Aku dan Ranko merasakan euphoria. Kesenangan yang membuncah di dada. Kami seperti kembali ke masa kanak-kanak. Balon hias di mana-mana. Banyak stand kedai makanan siap santap yang ingin kucoba satu per satu. Anak-anak memakan gulali raksasa pelangi dalam berbagai bentuk. Aku tersenyum melihat ekspresi anak laki-laki yang lucu. Ia segarang naga ketika membuka mulutnya lebar-lebar dan mengembuskan asap dari snack yang disantapnya.
Suara speaker terdengar membahana.
Yang terhormat hadirin sekalian,