"Dua."
"Lima," sahut Tama sembari menjilat ujung kaki kanannya dengan santai. Dasar kucing hedon licik!
"Baiklah, baiklah. Lima ikan salmon. Tapi, segeralah ambil Jurnal Hantu. Aku tak kuat lagi. HOEEEK!" Napasku tersengal karena cekikan genderuwo bertambah kuat.
Kedua mata Tama berpijar. Ritsleting tas pinggangku terbuka sendiri. Buku Jurnal Hantu pun terlontar ke udara dalam keadaan terbuka. Aku segera membaca doa dalam hati.
Makhluk kegelapan kembalilah ke asalmu.
Aku membebaskanmu dari perjanjian terkutuk.
Mahkluk kegelapan terkurunglah kau di sini.
Abadilah dalam keheningan.
Akhirnya, genderuwo tersebut berhenti mencekikku. Lolongan terakhirnya begitu memilukan sebelum terkurung dalam Jurnal Hantu. Petualangan cinta sang genderuwo pun berakhir mengenaskan. Cinta memang kejam! Sosok genderuwo tertera jelas di halaman Jurnal Hantu beserta penjelasan singkat.
Genderuwo.
Makhluk halus yang suka mengganggu perempuan yang tinggal sendirian. Cara mengusirnya dengan mencampurkan air daun bidara dan kelor pada semangkuk air dekat pintu rumah.
Menyebalkan! Petunjuk mengatasi hantu baru muncul jika pertarungan melawan hantu telah selesai.
- - - - -Â
Kisah genderuwo terinspirasi dari penampakan asap kecil yang mengejar penulis di perumahan saat Magrib. Duh, penulis ingin dikejar US$, bukan genderuwo...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H