Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Misteri Manusia Ular

25 Juni 2024   12:53 Diperbarui: 25 Juni 2024   13:10 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer: Kisah ini nyata terjadi. Ditulisnya artikel ini tidak untuk menyinggung penderita schizophrenia, tapi untuk menggambarkan salah satu gejala schizophrenia. Banyak yang menyangka gejala merasa dirinya salah satu hewan ini merupakan kerasukan roh hewan atau jin sehingga penderita tidak memperoleh penanganan yang tepat, yaitu terapi oleh psikiater. Nama Bu Dira dan Rizal merupakan nama fiktif untuk melindungi privacy yang bersangkutan. Pada gangguan jiwa ini diperlukan keseimbangan penanganan, yaitu doa pada Allah Swt. dan usaha pengobatan medis.

Sepuluh tahun yang lalu Bu Maya memiliki sebuah rumah kontrakan yang letaknya tepat di depan rumah yang ia tempati bersama Sari, anak perempuannya.

Penyewa rumah merupakan sebuah keluarga kecil, yaitu Bu Dira, yang berusia separuh baya, dan Rizal, anak laki-laki tunggal Bu Dira yang berusia sekitar 20 tahun. Bu Dira sudah membayar sewa rumah ini untuk periode 3 bulan. Selama dua bulan situasi lancar hingga terjadi kejadian yang menggemparkan tetangga.


Menjelang tengah malam terdengar suara teriakan yang terus menerus. Sari yang masih setengah mengantuk, terpaksa mengikuti langkah kaki ibunya ke arah dapur. 

Bu Maya memiliki hobby unik, yaitu merenovasi rumah berlantai dua ini agar terasa lebih nyaman dan efisien. Oleh karena itu, dapurnya terletak di serambi yang dikelilingi kaca-kaca besar sehingga mudah untuk melihat situasi dari atas. Kaca-kaca tersebut ditanam mati. Ventilasi di atas kaca-kaca tersebut, merupakan kisi-kisi kayu besar dengan kawat kasa sehingga udaranya selalu sejuk, tapi aman dari tikus dan ular.

Melalui jendela, Sari dan sang ibu pun melihat kerumunan di halaman rumah. Tepatnya, di bawah pohon mangga.

"JANGAN! JANGAN MEMANJAT!" Ujar Pak Ustaz Nanang.

"AWAS JATUH!" Seru Ferry, salah satu tetangga.

"RIZAL, TURUNLAH!" Jerit Bu Dira.

"PSSST! PSSST," desis Rizal. Suaranya persis desisan ular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun