"Rud, jangan nangis, ya? Amit-amit jalin romantisme denganmu walaupun ditraktir teh susu Thailand, ikan kakap asam manis, Tom Yum Goong, Pad Thai (mie goreng), mango rice...Enggak level!" Seru Mia meremehkan.
Rudi mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. "Kejam nian kau Mia. Engkau akan menyesal ketika dirimu sudah tua dan lumutan. Saat itu kau baru mengejar diriku."
Rudi pun langsung ditimpuk kerang laut dari berbagai arah. Bagaimana Rudi akan menang? Lima perempuan melawan 1 pria.Â
"Aku jadi lapar. Yuk kita jajan cemilan di minimarket," ajak Linda. Ia mengibaskan rambut panjangnya hingga Rudi pun langsung mengikuti gaya kibasan tersebut secentil mungkin.
"Rudi gila! Tahu begini tak perlu kita ajak dia," gerutu Linda.Â
"Aku kan bodyguard kalian. Bagaimana jika kalian diculik di Pantai Pattaya yang sepi ini. Kemudian, dijual di Timbuktu? Kayak kamu Sis. Wajahmu yang lugu itu mengundang bahaya. "
Aku pun meleletkan lidah. Dasar Rudi usil!
Di minimarket, banyak cemilan menarik. Dan harganya pun masih terjangkau dompet mahasiswa. Aku meneguk jus mangga botol yang cukup segar walaupun kemanisan.
Tiba-tiba seekor anjing pantai besar masuk ke dalam minimarket. Ia mengikuti seorang turis perempuan dari Amerika Serikat yang membelai kepalanya dengan penuh kasih sayang.
"Are you hungry, Babe? (Kau lapar ya, Sayang?)" Tanya turis perempuan asing itu pada wajah anjing yang sesendu senja. Ia pun membelikan sepotong susis rebus yang langsung hilang dalam satu gigitan.Â
Turis perempuan itu terkekeh. Dan langsung pergi meninggalkan minimarket tanpa mengajak si anjing pantai. Tentu si anjing sekarang mengarahkan sinar mata X-nya pada kelompok kami yang ketakutan. Â Ia pun mendekati dan mengendus.