Pagi nan cerah
Hilangkan segala resah
Panas terik menyengat
Angin pun enggan menyapa
Tak ada riuh rendah
Tak ada pekikan lelah
Tak ada untaian nada resah
Apalagi benturan menggelegar
Â
Setelah terkurung sekian lama
Gerbang istana terbentang lebar
Kambing-kambing berderap keluar
Tampan bermandikan cahaya
Alfabet merah manyala
Menghias jubah putih salju
Apakah esok kan tiba?
Insting alami memagut
Bulir kristal perak berjatuhan
Kambing-kambing sayu menatap
Anak manusia mencium pipi
Rasa cinta pun terbersit
Segenggam rumput tanda persahabatan
Kenangan indah terakhir
Tiada kata terlambat
Ikatan kasih terpateri
Apakah ini suatu pertanda?
Kambing-kambing termangu
Apakah hidup sesingkat ini?
Kambing-kambing tergugu
Hidup penuh manfaat
Terakhir kali menatap langit
Surga itu dekat
Bagi ia yang dekat Illahi
Dendang puisi cinta
Terukir dalam hati
Jembatan tak kasat mata
Bak titian pelangiÂ
Sosok anak manusia membayang
Kambing-kambing lembut berpasrah
Selamat Idul Adha, anak manusia tersayang
Tanpa sesal tanpa resah