Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Rahasia Sarang Lalat Buah

26 Mei 2024   08:43 Diperbarui: 26 Mei 2024   08:47 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

"Aku sedang mencari sarang lalat buah."

"Selama ini aku tak pernah mendengar orang mencari sarang lalat buah? Biasanya sarang lebah madu?" Tanya Tama. Matanya mengedip jenaka.

Dari pertemuan pertama berlanjut pertemuan selanjutnya. Tidak sulit untuk jatuh cinta pada pemuda seramah Tama. Ada pohon ketapang tua yang sangat rindang di halaman rumahnya yang merupakan rumah cantik bergaya minimalis dengan halaman yang cukup luas. Vina tinggal meloncati pagar pembatas yang rendah untuk bertemu pujaan hatinya. Tama selalu muncul tiba-tiba dari area tersebut. Ia berkata ia merasa tak enak hati jika terus-menerus melalui pos depan satpam untuk mengunjungi Vina. Dan bukankah ini tempat rahasia yang sempurna?

Vina dan Tama sering menggelar tikar dan duduk berbincang di bawah pohon tersebut. Kadang-kadang mereka belajar mata kuliah dasar bersama. Vina seorang mahasiswi Farmasi semester satu, sedangkan Tama seorang mahasiswa Biologi semester tiga.

Akhir-akhir ini, Vina merasa diawasi jika ia bersama Tama. Tapi, ia mengusir perasaan tak nyaman tersebut karena ia tak melakukan perbuatan tak senonoh apa pun.

"Vina, kau semakin lama semakin kurus dan pucat. Apa kau sakit?" Tanya Nita prihatin.

"Aku merasa sangat sehat. Tubuh langsing bukan suatu kerugian," sanggah Vina. "Masa kau tak bisa menebaknya, Nit? Aku sangat berbahagia hingga sulit tidur. Tama..."

"Aaaargh, jangan kau sebut lagi keistimewaan pangeranmu itu. Kau sama sekali tak peka. Sahabatmu ini jomblo."

Vina nyengir kuda mendengar gerutuan Nita. Ia menghempaskan diri pada tumpukan bantal empuk di samping Nita. "Aku akan bertunangan minggu depan. Tama sudah membeli cincin."

"Hey, cinta sih cinta. Tapi, kau kan belum lulus kuliah. Apakah orangtuamu sudah mengetahuinya?"

"Makanya, kami tunangan dulu. Aku tidak dekat dengan orangtuaku. Mereka sudah bercerai dan menganggap aku hanya beban saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun