"Hari sudah malam. Kita bicara besok pagi saja."
"Aku perlu bicara. S-E-K-A-R-A-N-G."
Vera menggerutu. Kemudian, membuka pintu apartemennya.
"Ada apa? Tidak biasanya kau menemuiku?"
"Hentikan sihir hitammu. Lina sudah banyak menderita karena ulahmu."
"Jadi, ini semua salahku?"
"Ini bukan masalah benar atau pun salah. Kau sudah membahayakan nyawa Lina."
"Oh, ya? Bagaimana dengan Lina yang menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhku bulan lalu? Atau, kau juga bersekongkol dengan dirinya?"
Mata tajam Vera menghunjam Alvin. Menurut perasaan Vera, Alvin tak bisa menyembunyikan mimik bersalahnya. Alvin membisu. Hanya, jakunnya yang turun-naik.
Vera menyambar kembali lilin hitam di sisi bufetnya. Dan kemudian melompat keluar dari jendela apartemen tanpa mempedulikan teriakan Alvin yang mencegahnya.
Alvin terhenyak lemas. Seperti dejavu, adegan bunuh diri Vera terulang kembali. Alvin tak berani menatap jenazah Vera di luar jendela. Kali ini siapa korban Vera?