Mohon tunggu...
Siswanto Danu Mulyono
Siswanto Danu Mulyono Mohon Tunggu... profesional -

Usia sudah setengah abad. Semua orang akan mati, tapi tulisannya tidak. Saya Arsitek "freelance" lulusan Unpar-Bandung. Sambil bekerja saya meluangkan waktu untuk menulis karena dorongan dari dalam diri sendiri dan semoga berguna untuk siapapun yang membacanya. Sedang menulis buku serial fiksi "Planet Smarta" untuk menampung idealisme, kekaguman saya terhadap banyak hal dalam hidup ini, bayangan-bayangan ilmu pengetahuan yang luar biasa di depan sana yang menarik kuat-kuat pikiran saya untuk mereka-rekanya sampai jauh dan menuangkan semuanya dengan daya khayal saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Octagon Studio, Anak-anak Indonesia Berprestasi di Tingkat Dunia

31 Mei 2015   09:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

14330388091812143493
14330388091812143493
Anak-anak Indonesia yang tergabung dalam team Octagon Studio secara diam-diam telah mengukir prestasi tingkat dunia di bidang teknologi terapan berbasis komputer. Karya cipta mereka yang berbasis “Augmented Reality” (AR) sering masuk nominasi dalam berbagai pameran karya cipta yang digelar di berbagai even internasional.Tahun 2014 mereka meraih nominasi untuk “AR City Visions” dalam pameran “Augmented World Expo 2014” di Silicon Valley, California - AS dan awal tahun 2015 mereka meraih penghargaan “Top 12 Start-up Company” dalam pameran “Wearable Technology Show 2015” di London – Inggris. Semua pameran tersebut diikuti kontestan dari perusahaan-perusahaan raksasa kelas dunia semacam Microsoft, Samsung, Intel, dll lagi. Bahkan pertengahan tahun ini karya cipta mereka “Animal 4D+” mendapat “vote” paling tinggi dari seluruh dunia yang bisa menghantar mereka meraih penghargaan prestisius “Auggie Award” dalam ajang “Augmented World Expo 2015” yang akan digelar bulan Juni 2015 di Silicon Valley – AS.

“Augmented Reality” adalah aplikasi terapan yang disebut oleh Octagon Studio sebagai 4 dimensi karena menggabungkan dimensi dalam dunia nyata dengan unsur 3 dimensi yang muncul di perangkat HP/Ipad. Salah satu contoh adalah produk andalan Octagon Studio yang laris manis dan terkenal dalam waktu singkat, yaitu “Animal 4D+”. Produk tersebut berupa kartu bergambar binatang dari huruf A-Z. Kemudian dengan mendownload aplikasi Animal 4D+ dari Appstore/Play Store dan menjalankannya, maka ketika kita mengarahkan kamera hp/ipad ke gambar-gambar dalam kartu tersebut hasilnya adalah gambar tersebut muncul secara 3 dimensi yang sangat realistik dari wujud binatang di kartu tersebut. Ketika kartunya kita putar arahnya, binatangnya ikut berputar juga. Kita juga bisa foto bareng dengan binatang 3D yang ada di monitor tersebut dengan berbagai gaya, tergantung kreatifitas kita.

Keunikan karya cipta team Octagon Studio tersebut segera menyedot perhatian banyak kalangan di seluruh dunia. Kartu Animal 4D+ meledak di pasaran dunia sampai Octagon Studio keteteran memenuhi permintaan pasar.

Suksesnya terus berlanjut sangat kencang. Salah satu perusahaan pakaian kelas dunia berencana mencetak 1 juta kaos bergambar augmented reality yang akan dipasarkan ke seluruh dunia. Bank-bank tak mau ketinggalan memesan disain sampul buku tabungan untuk anak-anak dengan gambar sejenis; bahkan grup-grup besar real-estat minta dibuatkan produk serupa untuk pameran-pameran real-estat mereka.  Dan masih banyak lagi perusahaan besar mancanegara berminat terhadap produk sejenis. Tentu saja semuanya harus bisa diwujudkan dengan biaya murah agar sebanyak mungkin orang bisa menikmatinya. Sisi realistik dari karya cipta augmented reality yang didisain team Octagon Studio sangat menjanjikan untuk mewujudkannya.

Tak ketinggalan pula, dunia kedokteran melihat peluang untuk mengajar calon dokter dengan peragaan cara mengoperasi pasien secara virtual dengan bantuan teknologi terapan AR. Jadi dibuat seolah-olah dokter menghadapi pasien siap dioperasi secara 3D, padahal yang dihadapi hanya gambar atau illusi. Mereka kemudian belajar cara membedah pasien dalam illusi yang dibuat sangat realistik dan mendekati kenyataan tersebut. Ide ini sudah lama ada, tapi dahulu pelaksanaannya masih mahal sehingga tidak popular. Sekarang hal semacam itu sangat mungkin diwujudkan dengan biaya yang jauh lebih murah.

Dengan cara-cara seperti tersebut di atas, semua calon ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu nantinya bisa belajar sendiri masing-masing bidang keilmuannya secara murah, mudah, aman dan sangat menarik. Tentu saja semuanya akan berakibat pada kemajuan secara fantastik dalam banyak sisi kehidupan di seluruh dunia. Hanya jangan dilupakan, bahwa teknologi selalu memliliki 2 sisi mata pisau yang bertolak belakang: Bisa membantu atau merusak, tergantung niat orangnya.

Sebelumnya, Octagon Studio adalah divisi multimedia dari perusahaan besar di bidang yang lain, yaitu “Transport System Solutions” yang bergerak dalam engineering berbagai jenis sistem transportasi di seluruh dunia. Semula divisi multimedia ini membuat “realistik 3D” untuk membantu memaparkan semua disain jalur transportasi dan sistem yang dibuatnya. Mereka merekrut “orang-orang hebat” yang sudah punya pengalaman dalam disain 3D dan visualisasi serta programmer-programer canggih.

Dalam perkembangan selanjutnya, setelah melihat hasil pemaparan dengan 3D ternyata sangat sukses, Transport System Solutions melihat potensi pasar yang luar biasa besar dalam dunia disain 3D. Ia kemudian menjadikan divisi multimedia ini menjadi anak perusahaan tersendiri. Maka lahirlah Octagon Studio.

Team yang masih muda usia ini ternyata menunjukkan kinerja sangat hebat. Mereka sering tidak bekerja secara formal seperti orang kantoran yang duduk manis di meja. Mereka bekerja dimana saja dan sering kumpul bareng di kafe-kafe dan mencari ide bersama. Ide-ide tersebut mereka olah terus dan yang kira-kira potensial segera dikembangkan. Dibawah arahan manajemen yang berpengalaman mereka tumbuh menjadi anak-anak yang berprestasi. Anak-anak itu sendiri rata-rata adalah pekerja keras. Selain mengerjakan order yang sudah ada, mereka bekerja keras mewujudkan impian bersamanya yang tiap saat mereka bicarakan dan kembangkan. Hampir tiap hari mereka kerja lembur bahkan tak jarang sampai nginap di kantor. Mereka seperti keluarga besar yang kompak.

Pekerjaan-pekerjaan besar siap menanti mereka di depan sana, dan semuanya sangat tergantung bagaimana mengelolanya dengan baik secara team. Seseorang, sehebat apapun dia, tak akan pernah berhasil baik tanpa bantuan orang lain dalam sebuah team yang solid. Prinsip itu harus terus dipegang, agar tidak ada yang menjadi tinggi hati dan merasa menjadi yang paling hebat dalam team. Sebuah sekrup-pun kalau lepas bisa merontokkan konstruksi yang sedang dibangun.

Jika anda juga berkenan untuk mendukung anak-anak muda Indonesia berprestasi ini, anda bisa “vote” karya augmented reality mereka, animal 4D+, di https://awe2015.skild.com/skild2/awe2015/viewEntryDetail.action?pid=56624 agar perjuangan mereka untuk memenangkan “Auggie Award” tercapai.

 

****************

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun