Mohon tunggu...
SirriSaqti
SirriSaqti Mohon Tunggu... Musisi - Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

terus berusaha mencari cara agar hidup menjadi berguna bagi sesama.~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kumpulan Puisi Pendek: Matahari

16 Februari 2022   00:42 Diperbarui: 16 Februari 2022   00:53 22439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

berharap hujan adalah satu-satunya pengharapan.

¤¤¤
Hidup adalah peristiwa yang berulang-ulang
Seperti ombak menghantam karang
seperti matahari, terbit dan terbenam
seperti rasa lapar dan kenyang
seperti keinginan!

¤¤¤
Melewati malam untuk dapat menyaksikan terbit matahari
Melewati kesusahan untuk dapat merengkuh kebahagiaan
Indah pada masanya

¤¤¤
Marahku bagai matahari yang bersinar terang di siang hari!
tapi lalu aku jatuh dihantam angin keangkuhan
dan tenggelam ke dalam kolam kesedihan.

¤¤¤
Membayangkan wajahmu
aliran darahku bak ombak bergemuruh!

Aku angin, kau matahari
aku ingin, kau tetap tak peduli!

¤¤¤
Berkaca pada embun di kuncup bunga melati
sebelum matahari datang lalu membawanya pergi
lantas aku bertanya; "Sesejuk apa cinta ketika datang mengetuk hati?"
embun lain jatuh dari ranting pohon randu, menetes tepat mengenai ujung hidungku.

==========

Februari, 2022

~SirriSaqti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun