Joni Kerempeng.
merangkai mimpi dari kolong jembatan kumuh kota besar;
pagi buta ia berkemas dengan sedikit merapikan rambutnya yang sebulan belum dikeramas
berangkatlah ia ...
pergi menuju keramaian kota, menjual suara dari tenda-tenda warung kaki lima.
menjelang siang perutnya lapar!
suaranya mulai tak beraturan, kadang terdengar fals, kadang samar.
Joni tetap berjalan tenang
mengikuti irama kehidupan yang bagai sampan terapung di tengah lautan.
sore pukul lima
Joni duduk di bangku taman pinggiran kota.
wajahnya memerah setelah seharian terpanggang panas matahari siang.
dehidrasi!
mulutnya kering, wajahnya pucat pasi!
*
malam pukul sembilan
dengan berjalan gontai ia pun kembali ke kolong jembatan.
sesampainya, ia langsung tertidur pulas, tak sempat mandi dan keramas.
*
Joni Kerempeng
kembali merangkai mimpi dari kolong jembatan kumuh kota besar.
namun apa yang terjadi?
ketika ia terjaga dari tidur lelapnya, Â Joni kehilangan suara!
bahkan untuk membuka mulutnya saja ia tak bisa.
*
oh ...
Joni Kerempeng
merangkai mimpi dari kolong jembatan kumuh kota besar ...
luruh menjelang subuh, hancur mendekati zuhur.
ia pun lalu tersadar, teringat akan kata-kata ibu bapaknya di desa;
"tanpa doa, sulitlah meraih cita-cita"
-----0-----
Januari, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H