(1)
kabut pagi mengurung diri.
kesepian, begitu mencekam sedari malam.
kangenku tak berbuah apa-apa;
hanya sebutir embun menetes di pelipis mata.
(2)
di antara kabut dingin aku sembunyi, menulis puisi untuk kekasih.
kau rupawan, tapi untuk berterus terang, aku tak cukup keberanian.
(3)
keangkuhan bagai batu.
tetap membangkang meski kabut hidup menghantam.
(4)
tak ada jalan keluar!
kabut tebal
geram menghadang.
tapi kita punya cinta;
sebagai nyala penghangat jiwa.
(5)
pada mata yang berkaca-kaca, aku melihat cinta.
aku ini angin, bertekad membawa pergi kabut gelap yang meliputi hatimu nan putih.
(6)
waspada itu perlu.
sebab hal buruk bagai kabut, tetiba datang halangi pandangan.
maka, melangkahlah dengan akal
agar tak tersesat dalam kegelapan.
(7)
tak selayaknya kita takut
pada kabut atau cuaca buruk.
selama hidup terselimuti cinta, percayalah ... segala ketakutan akan berakhir dalam pelukan.
-----0-----
Oktober, 2021
~SirriSaqti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H