Kumpulan Puisi Pendek: Dingin dan Gigil
Oleh: SirriSaqti
------------
(1)
menggigil
diterpa angin dingin
jemu menjamu rindu
menguliti imaji di peraduan sunyi
tubuh membeku!
mematung di ujung lorong waktu
menyongsong kosong.
(2)
dingin ini, kekasih ...
adalah kesadaran hatiku.
mendekam dalam diam;
ketika kurasa nyala api cinta dalam dada kita itu perlahan padam.
(3)
dingin adalah rumah bagi anak-anak rindu;
megah beku di lahan hampa
beratap angan, berdinding kenangan, berlantai derita.
(4)
dalam dingin ada ingin
dalam hangat tersemat hasrat.
selama hayat dikandung badan;
takkan mati keinginan
selalu tumbuh pada tiap keadaan.
(5)
dingin yang menuntunku ...
berjalan ke arah cahaya
di mana hanya ada satu wajah terpampang di sana; Cinta.
(6)
dingin menjadi akar
kalimat sunyi tanpa kelakar
hujan pun menyuburkannya
hingga menjalar liar--sempurna sebagai sajak luka.
(7)
gigil dalam penantian
bagai bangau mendambakan mangsa.
dan cinta, adalah ikan-ikan kecil di tepi kali yang hilang sepanjang musim kemarau.
(8)
semula, cinta kita adalah api unggun dalam kepungan kabut dingin
sebelum lalu padam
menjadi abu; beku
menggumpal dalam hening.
(9)
kesempurnaan malam ada di dalam kamar pengantin, yakni di saat bulan dan bintang erat menyatu dalam gelap dingin.
(10)
sepi membumbung tinggi
hingga menyentuh langit hati.
sementara, cuaca dingin masih setia mengelus jemariku yang mulai kaku;
lelah menggenggam rindu.
(11)
dunia hanya berisi gelap dan dingin, andai tiada iman dan cinta.
-----0-----
September, 2021
~SirriSaqti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H