frustrasi!
semua puisi yang ia tulis nyatanya tak sedikit pun menyentuh perasaan kekasihnya
ia pun kecewa!
merasa jenuh dengan puisinya yang biasa-biasa saja (hambar tanpa makna) penyair itu pun lantas membakar habis ladang jagung miliknya.
seribu kepala bertanya-tanya;
"loh, kenapa bukan kertas puisi-puisinya yang dibakar?"
ya, aku pun sempat bertanya kepada penyair itu dengan pertanyaan yang sama seperti kalian, dan lalu ia pun mengatakan:
"takkan mungkin aku membunuh ataupun menyakiti apa yang sudah menjadi bagian dari tubuhku sendiri!"
Februari, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H