Mohon tunggu...
SirriSaqti
SirriSaqti Mohon Tunggu... Musisi - Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

terus berusaha mencari cara agar hidup menjadi berguna bagi sesama.~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Secangkir Kopi

16 November 2020   23:41 Diperbarui: 17 November 2020   00:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

malam larut
sejenak mengosongkan hati dari perasaan-perasaan benci

cuaca dingin
adalah waktu yang tepat untuk menikmati secangkir kopi sembari membayangkan masa depan negeri ini

tapi,
di sebuah negeri
apabila bahasa tidak lagi menjadi air, maka yang tampak di depan mata adalah sebuah negeri gersang!
negeri yang hanya ditumbuhi ujaran kebencian!
tumbuh dari otak yang sudah rusak!
ganas meradang!

mengerikan!
ya, sungguh mengerikan jika itu dibiarkan, semakin tumbuh dan menjalar

entah akan bagaimana nasib anak bangsa di masa mendatang.

sungguh, benci itu adalah api
benci itu sengatan terik matahari tengah hari
menyengat tubuh
membakar hati

lantas ke mana hendak berteduh?
sedangkan pohon-pohon tua berdaun rimbun sudah tak terlihat lagi di negeri ini?

aku bingung sendiri
aku hanya bisa mempertanyakan perihal ini pada secangkir kopi pahitku malam ini ..

~SirriSaqti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun