Mohon tunggu...
SirriSaqti
SirriSaqti Mohon Tunggu... Musisi - Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

terus berusaha mencari cara agar hidup menjadi berguna bagi sesama.~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Sebuah Halte

8 November 2020   15:19 Diperbarui: 8 November 2020   15:21 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

petang menjelang malam
di sebuah halte sepi
aku duduk sendiri
berteduh dari derasnya hujan yang menjajahi bumi

sebagian airnya tempias mengenai wajahku
menembus hingga menyentuh dinding hatiku
hatiku yang tengah rawan; gelisah tak menentu

hujan masih sangat deras
airnya yang menimpa atap halte menimbulkan suara-suara yang berirama, seperti suara ribuan senapan di tengah medan perang

lalu seketika aku merasa iri
saat melihat sepasang kekasih berlari riang menembus hujan tanpa payung hitam, tanpa kesedihan
o, bahagia sekali mereka
seolah air hujan adalah alunan musik riang; pengiring langkah mereka yang sedang diliputi cinta

sementara ...
di sini aku hanya diam saja, duduk termangu
berteduh
sabar menanti kedatanganmu yang entah hingga berapa lama lagi aku diam menunggu.

~SirriSaqti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun