Hospice House  , Bilamana Dokter Sudah 'Angkat Tangan' Mengobati Pasiennya
Bulan Februari 2023 yang baru lalu, warga Amerika dikejutkan dengan berita  bahwa Jimmy Carter mantan presiden Amerika ke 39 , pernah memegang tampuk kepresidenan  mulai tahun 1977 s/d 1981 adalah seorang pemimpin yang dihormati dan disegani berasal dari  Partai Demokrat.Â
Beliau mengidap penyakit kanker kulit yang saking parahnya kanker tersebut sudah menyebar hingga ke Ginjal dan Jantung .
Atas kesepakatan bersama antara pihak keluarga Carter dan pihak dokter yang merawat beliau yaitu Pihak rumah sakit tempat beliau dirawat sudah , mengangkat tangan dalam mengobati penyakit kanker kulit ini , sebagai tanda menyerah dan tidak meneruskan pengobatan nya .
Beliau disarankan dipindahkan dari rumah sakit dan ditempat kan di Hospice House.
Â
* Hospice House
Kejadian 'menyerah' nya dokter di rumah sakit, untuk tidak meneruskan pengobatan yang diperlukan dan menganjurkan dirawat di tempat yang disebut Hospice House .
Vonis yang diberikan oleh dokter kepada pasien, biasanya para dokter beranggapan bahwa umur pasien hanya  akan bertahan antara 3 bulan  sampai dengan 6 bulan.
Dapat dikatakan bahwa Hospice House merupakan rumah penantian seorang pasien menikmati sisa2 hidupnya , hingga ajal menjelang.
D irumah penantian ini, fasilitas kesehatan boleh dikata hampir setara dengan rumah sakit biasa .Â
Juga ada tersedia jururawat dan dokter jaga
Timbul pertanyaan , apakah  pihak asuransi akan menanggung pembiayaannya selama di Rumah Penantian ini , dan berapa biaya nyaÂ
Jawaban nya : Ya
dan asuransi akan menanggung s/d sejumlah USD 475/ harinya .Â
Jika anda tidak memiliki asuransi kesehatan , akan terasa betapa mahalnya  perawatan kesehatan jika sampai berlanjut ke Rumah Penantian.
Tidak sedikit jumlah pasien yang kurang mampu membayar biaya pengobatan, terpaksa menerima kenyataan untuk menyetop pengobatan , hingga si pasien menghembuskan nafasnya .
Tapi untuk seorang selevel Jimmy Carter, beliau tidaklah dibawa ke  Hospice House yang lazim diperuntukkan untuk umum .Akan tetapi selanjutnya , beliau akan dirawat di rumah pribadinya sekaligus kota kelahirannya yakni  di kota Plains , negara bagian Georgia.
Rumah pribadinya akan didesain sedemikian rupa, sehingga membuat terasa nyaman.Â
Pokoknya beliau dibuat kerasan tanpa  adanya beban pikiran.
Pasien di rumah penantian ini ,  sudah disediakan obat2an pun untuk berjaga-jaga  a.l.  : Cairan Morfin , yang digunakan untuk mengobati rasa sakit dan sesak napas,  Ativan (Lorazepam) yang berguna untuk mengobati perasaan cemas , mual bahkan insomnia ,  Atropine Drops (Obat tetes Atropin), yang digunakan untuk mengobati  pernapasan basah, juga dikenal sebagai Death Rattle atau getaran kematian. .
Death Rattle adalah suatu gejala dimana ajal dari pasien sudah sangat dekat , diperkirakan pasien tsb hanya akan bertahan hidup di sekitar 25 jam setelah adanya death rattle .
Dalam  waktu yang relatif singkat , setelah adanya kejadian Death Rattle ini, para anggota keluarga dan teman2 terdekat sudah diberitahu dan  dipersilahkan  mengucapkan salam perpisahan .
 ***
Adalah suatu survey  oleh Duke Global Health Institute berkedudukan di kota  Durham , North Carolina USA ,  melakukan survey terhadap 81 negara , mengenai dimanakah negara yang  Terbaik Rankingnya dalam perawatan pasien hingga akhir hidup  .
Adapun rankingnya  ialah sebagai berikut  :  Â
1. UK
2. Irlandia
3. TaiwanÂ
4. Australia , Korea , Costa RicaÂ
22. CanadaÂ
23. Singapore
24. Jepang
43. USA
51. IndonesiaÂ
62. Malaysia
80. LebanonÂ
81. Paraguay
Â
Lahir dan dibesarkan di kota Plains, Negara Bagian Georgia, Â USA pada tanggal 1 Oktober 1924. Kini berusia 98 tahun.
Perjalanan  Carter muda ini dimulai setelah lulus High School ia mendaftarkan diri di US Naval Academy .
Setelah lulus dari Akademi  Angkatan Laut tersebut, ia langsung ditempatkan  pada kapal selam USS Pomfret (dari Kelas  Balao ) dengan tujuan ikut membantu memerangi Angkatan Laut tentara Jepang di  perairan dekat Hawaii , Guam  serta sekitar Lautan Pasifik pada umumnya.
Dengan selesainya Perang Dunia Kedua,  di tahun 1963-1967 ia  menerjunkan diri ke dunia politik menjadi Senator dari Partai Demokratik yang mewakili negara bagian Georgia, kemudian di tahun 1971 -1975 karirnya melompat menjadi Gubernur Negara Bagian Georgia.
Setelah mengalahkan Gerald Ford dari Partai Republikan, merupakan  saingan beratnya sebagai petahana  dalam pemilihan presiden. Â
Maka di tahun 1977- 1981 Jimmy Carter berhasil menduduki Gedung Putih sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke 39.
Tahun 2002 Ia dianugerahi Nobel Peace Prize , dalam usaha pengkritikkan dan menentang pemerintahan George W. Bush ketika  pecah perang Iraq  .
         Jimmy Carter (kiri)  bersama 3  orang bekas presiden AS  : Bill Clinton , Barack Obama dan George W.Bush
           keakraban 4 mantan presiden AS , hanya George W.Bush lah berasal dari Partai Republikan
Yang masih penulis ingat, walaupun usia  Jimmy Carter sudah mendekati 99 tahun , namun beliau masih aktif terlibat dalam pembangunan rumah tinggal bagi insan yang kurang mampu.
Pada tahun  1984 ,  tiga  tahun setelah meninggalkan Oval Office , beliau bersama istrinya Rosalynn Carter  meluangkan waktu dan tenaganya  pada suatu Organisasi non-profit  yang didirikan oleh Millard Fuller pada tahun 1976  Habitat fo Humanity yang tujuan utamanya  : membangun rumah sederhana , layak dan terjangkau .
Organisasi ini sudah berkembang hingga ke 70 negara, termasuk di Indonesia , dikenal dengan Yayasan Habitat Kemanusiaan berkedudukan di Jakarta.
                Â
I have one life and one chance to make it count for something... My faith demands that I do whatever I can, wherever I am, whenever I can, for as long as I can with whatever I
have to try to make a difference.  :  Jimmy Carter .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H