Mohon tunggu...
Kang Sirod
Kang Sirod Mohon Tunggu... -

ToekangLedeng yg hobby nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lingkungan sekolah & kampus, mari berikan contoh yang baik

22 September 2011   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berita tawuran di kampus dan di sekolah yang kita dapati dari berbagai media akhir-akhir ini cukup membuat saya tertegun dan berfikir: "Apa yang salah dengan orang-orang terdidik di negeri ini. Kampus dan sekolah telah bergeser fungsi, bukan lagi menjadi lingkungan yang nyaman untuk menyalurkan hasrat & emosi manusia, tetapi menjadi tempat "pencucian otak" untuk melakukan tindakan kekerasan.

Kasus SMA 6, atau bentrok Mahasiswa Makassar bukanlah berita aneh dan jarang kita dengar. Kita tidak perlu membela korps atau almamater kita berlebihan jika ada adik kelas atau saudara kita berhubungan dengan dua lembaga yang saya sebut di atas. Keburukan suatu kejadian tidak serta merta gebyah uyah menjadi jelek semua almamaternya. Ingat kasus teroris asal ponpes Ngruki? kita tidak bisa menyebutkan bahwa semua almamater asal ponpes tersebut adalah teroris dan penyuka kekerasan.

Kampus atau sekolah hendaknya mengajak kita untuk lebih mencintai hidup damai selain aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tentunya. Kampus dan sekolah adalah ruang ilmu dan tempat di mana orang yang masuk di sana menempatkan kecurigaan dan prasangka sejauh mungkin agar ia dapat mengenal orang lain, kelompok lain, suku lain, dan kelas sosial lain.

Sayangnya, grade atau kelas-kelas sosial di kampus sering menjadikan kampus & sekolah menjadi kumpulan orang-orang dengan stratifikasi sosial yang serupa. Maka muncullah sekolah unggulan, sekolah internasional, atau kampus favorit. Sebenarnya hal ini wajar jika masih dalam koridor memaksimalkan keluaran lulusan yang baik. Tetapi sesuatu yang seragam hanya menghasilkan komunitas homogen yang eksklusif dan memunculkan solidaritas sempit.

Bersyukur tinggal di Indonesia, masih ada berita-berita baik yang membanggakan. Seperti juara-juara olimpiade matematika dari Indonesia, diraihnya akreditasi internasional untuk 2 program studi di ITB. Di UI walaupun kita mendengar ada issue pergantian paksa pimpinan kampus, tetapi ada entitas kampus yang menyerukan suara damai dan klarifikasi bahwa mereka masih berada dalam koridor otokritik, diantaranya adalah Prof. Pratiwi Soedarmono Guru Besar FKUI .

Di IPB pada beberapa bulan lalu tepatnya Februari, tanggal 26. Ratusan orang berkumpul dan melakukan jalan pagi sehat mengenang rute jalan kaki dari kost-kostan menuju kampus yang dijalani alumni setiap harinya. Nostalgia yang menguatkan batin alumninya bahwa mereka tidak sia-sia sekolah di sana, mereka telah menjadi "orang" dan agar meneruskan perjuangannya sebagai insan cendekia yang mengajak bangsa ini pada kebaikan.

[caption id="attachment_131642" align="aligncenter" width="660" caption="Peserta Jalan Pagi berdoa sebelum memulai perjalanan (foto: courtesy antoniusgtg@gmail.com)"][/caption] [caption id="attachment_131643" align="aligncenter" width="660" caption="Peserta Jalan Pagi Napak Tilas Fatemeta memulai perjalanannya.. (foto: courtesy antoniusgtg@gmail.com)"][/caption]

Beberapa hari lagi masih di kampus yang sama, alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB (dulu Fatemeta) akan melakukan silaturahmi antar angkatan. Kegiatan ini mirip dengan kegiatan jalan pagi, hanya saja aktivitasnya diganti menjadi senam pagi sebelum melakukan Halal bi Halal dan sarapan pagi.

[caption id="attachment_131644" align="aligncenter" width="660" caption="Sponsor JPNTFatemeta "][/caption]

Alumni Fateta / Fatemeta yang umumnya bekerja di perusahaan Fast Moving Consumer Goods dalam industri makanan & minuman mem-back up penuh kegiatan ini sehingga, nantinya akan muncul brand-brand yang sudah di kenal di masyarakat seperti Sari Roti (Pak Yusuf Hadi), Garudafood (Pak Franky Sibarani), Indofood (Pak Indrayana). Bahkan ada juga bantuan penganan berupa Sea Food dari Pak Mukhamad Najikh (PT. Kelola Mina Laut). Ada bantuan lainnya yang bahkan mereka enggan disebutkan telah memberikan bantuan. Ada pula yang memberikan bantuan berupa finansial dan logistik secara pribadi atau perusahaan. Tak kurang PT. Sucofindo (Pak Arief Safari).

Jika ada rekan Bapak/Ibu yang kebetulan alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB atau dulunya Fatemeta IPB, boleh mengontak saya di twitter : @msirod atau sms ke 0813 1526 2722 untuk saya registrasikan di daftar peserta (http://bit.ly/HBHFatemeta2011) Senam Pagi & Halal Bi Halal Fatemeta IPB yang akan diselenggarakan tanggal 25 September 2011 ini.

Salam sehat,

M.Sirod / Panitia, Ketua Himpunan Alumni Fate(me)ta Bidang Komunikasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun