Mohon tunggu...
Kang Sirod
Kang Sirod Mohon Tunggu... -

ToekangLedeng yg hobby nulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menyoal Keberpihakan Media

1 Desember 2014   01:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dulu kita terbiasa membaca koran dan majalah di atas kertas, maka akhir-akhir ini rasa-rasanya media tersebut dapat digantikan dengan mudah kita akses melalui perangkat elektronik dengan beragam fiturnya yang memanjakan. Kita sendiri yang menentukan bagaimana berita akan kita dapatkan, kita sendiri pula yang mengelola itu semua sesuai kebutuhan tentunya. Celakanya, tidak semua pengguna media elektronik mampu mengolah itu sesuai dengan kebutuhan. Sebagai pengguna, banyak orang kebingungan bagaimana mengelola gadget agar tidak mengganggu produktivitas dirinya. Terlebih lagi, beberapa orang kurang dapat cover both side dalam membandingkan satu media dengan media lainnya dikarenakan sudah mendikotomikan kelompok media, menjadi pro ini atau pro itu. Sebenarnya hal ini “wajar” dan alamiah, karena watak media yang hidup berdasarkan rating iklan dan jumlah readership akan dengan sendirinya beradaptasi dengan itu semua. Jika ada banyak berita yang diakses oleh banyak pula pembaca maka hitung-hitungan bisnis media tersebut bisalah kita sebut bagus dan kredibel (menurut ukuran bisnis media).  Jadi, mau tidak mau mengukur besar tidaknya media sekarang bukan hanya pada kebenaran dari isi berita yang dikabarkan, tetapi seberapa banyak pula media tersebut diakses oleh publik.

Ukuran semakin banyak orang yang percaya maka sebanyak itulah satu berita dianggap benar, nampaknya menjadi satu kenyataan dalam negara demokrasi seperti Indonesia. Siapa yang berbeda dan genuine dengan gayanya akan menjadi “santapan” pemberitaan, betapa pun tidak pentingnya atau tidak mendidiknya sosok tersebut. Siapapun atau apapun yang tampak kontroversial, berbeda dari kebanyakan orang, akan menjadi kata kunci dari mesin pencari. Menjadi berbeda adalah satu tuntutan di kala ratusan juta mata membutuhkan informasi yang berbeda di tengah kejenuhan informasi yang sama atau serupa. Kreatifitas pelaku berita dan berita itu sendiri menjadi tuntutan masyarakat. Etno-branding, sebutannya adalah sebuah pendekatan marketing yang semakin dibutuhkan.

Selanjutnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun