Mohon tunggu...
Siro Alfayed
Siro Alfayed Mohon Tunggu... -

Terus melangkah mengukir jejak sejarah..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Majelis Taaruf Laa Tansa: Ajang Ikhtiar Para Pencari Jodoh

6 Oktober 2010   01:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kewalahan Menangani Jamaah

Perjalanan majelis ini sangat cepat. Diakui Muchtar mereka sempat kewalahan menangani para jemaah yang datang. Apalagi perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang datang sangat tidak berimbang. "Satu Banding Sembilan. Satu laki-laki bisa bertemu dengan Sembilan perempuan. Tentu ini juga membuka peluang adanya pernikahan dengan dua isteri, alias Poligami," papar Muchtar.

Di La Tansa sendiri, bagi yang berniat poligami memang tidak dihalangi. Asalkan tidak ada yang tersakiti, mereka bersedia memfasilitasi. Menurut data yang terhimpun selama kurun waktu keberadaan La Tansa sejak 2004 hingga Triwulan pertama 2010, lebih dari 40 persen pria yang datang ke majelis taaruf ini berniat poligami. Tentu, perjanjian di atas kertas pun menjadi niscaya dalam semua proses taaruf yang dijalankan.

Selain itu, dari pengamatan KH Muchtar Kholid terhadap para jemaahnya, ditemukan fakta menarik. Ternyata 90 persen perempuan yang datang mencari laki-laki yang tidak suka merokok, 70 persennya yang sudah bekerja, dan hanya 30 persen diantara mereka yang siap dipoligami.

Sementara bagi kaum Adam, hanya sekitar 25 persen yang mengharapkan perempuan yang masih perawan. Kebanyakan dari mereka lebih mencari perempuan yang bekerja, atau anak bungsu. Ketika ditanya alasannya kenapa, Muchtar hanya tersenyum seraya berkelakar, "Mungkin biar lebih banyak diberi...". Lho?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun