Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hadapi Claustrophobia, Rasa Takut Ruang Sempit dengan Game dan Film

22 Februari 2023   01:39 Diperbarui: 24 Februari 2023   01:16 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penderita claustrophobia takut berada di ruang sempit/Pexels

Sebagian orang sering kali mengalami cemas, takut dan menderita saat berada di ruang sempit dan berukuran kecil. Seperti yang dirasakan suami aktris Tya Ariestya, Muhammad Irfan Ratinggang naik pesawat, ia panik selama empat jam di pesawat. Hal ini dinamakan claustrophobia.

Melansir kompas.com, apa yang terjadi pada Irfan hingga kesemutan tidak hanya mempengaruhi fungsi otak saja, anggota tubuh juga kena dampaknya. Claustrophobia adalah perasaan takut akan ruang kecil, sempit, terbatas, gelap dan tertutup.

Biasanya terjadi saat berada lift, menaiki pesawat, terowongan, toilet umum, ruang tanpa jendela dan kereta. Penderita claustrophobia menjadi cemas dan panik terhadap ruang-ruang tersebut.

Namun begitu, gejala fobia ini bisa menyerang penderita dengan pola-pola tertentu. Di samping beberapa penderita bisa mengatasi fobia ini dengan menghindari dan mencari alternatif lainnya. Dikatakan juga bahwa penyebab claustrophobia berasal dari faktor lingkungan sejak kanak-kanak.

Lebih lanjut, mengutip merdeka.com, fobia seperti ini berhubungan pada disfungsi amigdala, organ yang mengatur emosi dan ingatan serta mengontrol otak terhadap rasa takut. Selain itu,bisa diakibatkan oleh peristiwa traumatis.

Serangan dari fobia ruang sempit tersebut berlangsung sekitar 5-30 menit, yang membuat badan bergemetar, susah bernafas, rasa mual, nyeri dada, detak jantung naik, sakit perut, pusing, mati rasa, menggigil, gugup dan telingan berdenging.

Hal ini tentu berbahaya untuk penderita karena rasa takut yang berlebihan bisa membuat fungsi otak dan tubuh menurun seketika. Perawatan khusus bagi penderita bisa dilakukan melalui pemeriksaan ke psikiater atau psikolog.

Riset mengatakan, dari bacaterus.com, populasi penderita clasutrophobia hanya berkisar 5-7 persen. Istilah claustrophobia juga selalu dikaitkan dari bahasa latin "claustrum" berarti terjebak di suatu ruangan dan bahasa Yunani "phobos" berarti ketakutan.

Terlepas dari susahnya mengobati fobia ini, rasa takut atau fobia bisa dilawan mengahadapi rasa takut itu sendiri, seperti menonton film dan bermain game tentang claustrophobia. Disebabkan membayangkan dan memposisikan diri pada hal buruk, membuat kamu lebih siap menerima kenyataan dan mengenal pemicu terkuat rasa takut tersebut.

Permainan Claustrophobia di Steam

10 Februari 2022 lalu, Studio Sentinel merilis sebuah permainan dengan genre aksi dan petualangan berjudul Claustrophobia. Permainan single player ini menguak hal yang disembunyikan pemerintah di sebuah fasilitas dan memberikan pengalaman horor, menakutkan, kelam dan penuh darah.

Di sini, kamu menjadi seorang peneliti yang mencari data penitng dan mencari jalan keluar. Lalu, perlawanan dengan monster dan fasilitas gelap akan menantang dirimu untuk mengintai hal misterius.

Lebih lanjut, kamu juga akan dilengkapi senjata melewati lorong dan terowongan mencapai misi. Akan tetapi, permainan ini dibandrol dengan harga Rp29.999 di platform Steam.

Film-Film Tentang Claustrophobia

Jika kamu lebih suka memanjakan mata dengan menonton film, maka berikut ini adalah film yang berkaitan claustrophobia:

1. Photo Booth (2002)
2. Panic Room (2002)
3. 127 Hours (2010)
4. Buried (2010)
5. Devil (2010)
6. Life of Pi (2012)
7. Locke (2013)
8. All Is Lost (2013)
9. Green Room (2015)
10. 10 Cloverfield Lane (2016)
11. The Platform (2019)
12. The Monster (2016)
13. The Descent (2005)
14. The Descent Part 2 (2009)
15. The Cave (2005)
16. The 33 (2015)
17. The Room (2015)

Dari beberapa film di atas yang melukiskan bagaimana hal buruk terjadi di ruangan sempit dan terbatas, bahkan dalam waktu yang lama. Bisa dijadikan refleksi bagi penderita Clasutrophobia mengatasi penderitaan tersebut.

Di satu sisi, apabila kondisinya sudah parah, maka kurang baik film-film tersebut ditonton. Dikhawatirkan memicu lebih kuat pada keadaan yang lebih buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun