Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sarkasme Series "Open BO" dan Kegemaran Prostitusi 'MiChat'

20 Februari 2023   18:13 Diperbarui: 20 Februari 2023   18:31 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Series Open BO dan Prostitusi MiChat/Olahan Dok.pribadi

Awal tahun 2023, platform Vidio sudah merencanakan 15 original series terbaru sesuai selera masyarakat terhadap kebutuhan konten.

Salah satunya adalah series berjudul Open BO yang telah tayang pada 12 Februari lalu, series dewasa yang mengangkat kisah Ambar (Wulan Guritno), wanita single parent dan tidak memiliki keahlian apa pun setelah ditinggal suaminya.

Ambar memutuskan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk bertahan hidup dan melindungi  anaknya, Shafa (Chathy Fakandi).

Sebagai PSK dengan tarif mahal, Ambar berkecimpung di prostitusi kelas atas. Di sisi lain, seorang penulis skenario, Jaka (Winky Wiryawan) bertaruh pada produser menuliskan cerita "Open BO" agar kontraknya diperpanjang.

Alhasil, Jaka melakukan riset terhadap PSK yang profesional, dan bertemu Ambar dengan bayaran Rp30 juta. Sutradara Open BO, Reka Wijaya menekankan cerita ini pada alur yang unik dan penuh komedi.

Melihat series Open BO dan realitas di Indonesia tentu tidak berbeda jauh, hal ini tampak pada maraknya prostitusi melalui aplikasi 'MiChat'.

Prostitusi adalah bentuk hubungan kelamin siapa pun dengan pola tertentu dan terbuka, dilakukan setelah pembayaran untuk persetubuhan atau kepuasan seksual terhadap orang yang bersangkutan.

Bisnis ini selalu memakai pola komunikasi interaktif dan berkembang secara digital melalui website, aplikasi dan internet.

Data Similarweb, dilansir dari Pikiran Rakyat, Indonesia merupakan negara terbesar yang menggunakan aplikasi MiChat. Pengguna MiChat Indonesia mencapai 83,73 persen disusul Prancis sebanyak 5,96 persen.

Tidak aneh, jika aplikasi prostitusi banyak digunakan pria dan anak muda. Sekitar 63,42 persen pria dan 36,58 persen wanita.

Kemudian, pengguna berusia 18-24 tahun sebanyak 37,45 persen, usia 25-34 tahun sebesar 32,91 persen dan umur 35-44 tahun sekitar 14,41 persen.

Kehadiran series Open BO mengingatkan bahwa prostitusi online meningkat sejalan perkembangan teknologi dan informasi.

Dari kisah tersebut, secara semiotik, masih relevan pada kondisi masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakang yang dilalui.

Para pelanggan dan PSK MiChat bisa melakukan transaksi secara bebas dan memilih tempat di mana pun. Lalu, tarif yang murah dalam aplikasi ini menjadi alternatif para pelanggan dengan kondisi ekonominya.

Mengutip KumparanNEWS, jasa pijat memiliki tarif Rp130 -- Rp200 ribu, lalu jasa seks dengan tarif Rp400 -- Rp900 ribu semalam.

MiChat sangat populer sebagai jalan keluar orang-orang yang haus akan seks, harga ekonomis yang ditawarkan juga menjadi kemudahan para pengguna mencari PSK.

Padahal, aplikasi ini sudah beberapa kali menuai permasalahan. Kominfo juga telah melakukan pengawasan serius terhadap pengguna MiChat, tetapi sering kali prostitusi masih eksis.

Korelasi Ambar dalam series Open BO menafsirkan para PSK yang terpaksa melalukan prostitusi demi bertahan hidup, meskipun tidak sepenuhnya sama.

Para PSK MiChat pun mempunyai alasan menggunakan MiChat, selain itu, kegiatan prostitusi melalui Aplikasi MiChat tidak hanya terbatas pada transaksi perdagangan PSK.

Lebih dari itu, pelanggan juga bisa bertransaksi untuk Video Call Sex (VCS) memenuhi kebutuhan seksualnya. Hal ini sama berbahayanya atas fenomena seks di Indonesia.

Demikian juga, PSK dalam aplikasi MiChat dan Ambar dalam series Open BO memiliki peran penyelamat bagi kehidupan ekonomi keluarga.

Serupa dengan karakter Ambar, ia memiliki nama samaran yaitu Mawar saat transaksi dengan pelanggannya. PSK di MiChat yang ditemukan juga memiliki nama yang variatif dan samar demi menjaga identitas pribadinya.

Artinya, Vidio merilis series tersebut adalah bentuk representasi prostitusi Indonesia yang dilarang dari sisi agama, hukum dan budaya. Tetapi demi kehidupan di dunia, para wanita rela mengorbankan untuk kelangsungan hidup maupun kesenangan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun