Sementara menjadi daratan garam terluas, keunikan Salar de Uyuni adalah keberadaan cadangan litium (Li), unsur kimia dari logam alkali berwarna perak. Biasanya sering digunakan sebagai komponen baterai dan bisa ditemukan di air laut atau air asin.
Litium di Salar de Uyuni dikatakan mengandung 50-70 persen cadangan litium dunia, jadi komponen utama ponsel, mobil listrik dan laptop berasal dari litium dan bisa didapati di Salar de Uyuni.
Adapun, legenda daerah ini sama seperti hikayat-hikayat keajaiban alam di Indonesia. Pegunungan yang mengitari dataran Salar de Uyuni memiliki nama Kusina, Kusku dan Tunupa. Mereka diyakini orang raksasa yang tinggal di sana.
Singkatnya, sepasang suami-istri, Tunupa dan Kusku mengalami pengkhianatan dari sang suami, Kusku. Ia berselingkuh dengan wanita lain, Kusina. Sang istri, Tunupa sedih.
Tangisan yang ia keluarkan membuat genangan air luas dan membentuk danau, atau sekarang dikenal dataran garam Salar de Uyuni.
Habitat Flamingo Langka
Seperti menyelam sambil meminum air, selain kekayaan alam litium dan garam. Salar de Uyuni memiliki 80 spesies burung. Tiga spesies paling populer yaitu flamingo Amerika Selatan merah muda (Chili, Andes, dan James). Di antara ketiga flamingo itu, flamingo James sudah langka di temukan.
International Union for Convervation of Nature (IUCN) mengemukakan spesies flamingo terancam punah dalam waktu tiga generasi terakhir. Pasalnya, mereka bertelur setelah dua dekade tidak berkembang biak dan tersisa 38-39 ribu flamingo.
Kondisi yang stabil namun populasi yang menurun dari periode sebelumnya, dikarenakan gelombang panas menjadi suhu stabil bagi salah satu flamingo, Andrean di Inggris tahun 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H