Menjadi manusia selalu dihadapi berbagai masalah, tugas kita adalah menyelesaikan dan bersiap menyambut masalah baru datang. Sebagian orang melakukan sebaliknya, lari dari kenyataan dan kepahitan hidup. Sikap melarikan diri seperti ini dinamakan escapism.Â
Manusia mungkin lelah melihat realitas yang begitu saja atau sedang terpuruk, untuk membebaskan diri dari overthinking dan depresi, sang escapist mencari jalan keluar dengan aktivitas yang fiksi dan tidak menyelesaikan masalah.
Fantasi yang diciptakan merupakan alternatif pengendali emosi negatif, escapism adalah mekanisme coping psikologis seseorang. Seperti bertumbuh dewasa dan penuh tanggungan, tetapi memilih kabur dari tuntutan usia, tanggungjawab dan kenyataan. Mereka cenderung melampiaskan kepahitan dengan menghibur dirinya, seperti bermain game dan media sosial.
Secara sadar, seorang escapist menolak apa yang menimpa dirinya. Lawan dari mindfullness ini seraya menampilkan diri yang berpura-pura sehat dan baik-baik saja. Mengingat, internet sudah menjadi kebutuhan primer manusia, escapism akan mengambil waktu seseorang dari dunia nyata.
Salah satu penyebab escapism adalah melamun, berpikir berlebihan, dan stuck tidak menemukan solusi. Kasus maladaptif yang dicerminkan belum teridentifikasi sebagai masalah kesehatan mental. Fenomena tersebut populer tahun 1930-an di AS.
Menurut Cambrige Dictonary, escapism adalah cara menghindari yang membosankan dan tidak menyenangkan. Pada konteks escapism memiliki tingkatan berbeda, seperti unhealty escapism yang berakibat gangguan mental dan berada di level atas.
Sementara, seorang yang teridentifikasi escapism tingkat rendah memiliki manfaat pada produktivitas dan membentuk kebiasaan yang baik.
Manfaat Productive Escapism
Escapist pada tingkatan ini fokus pada pengembangan diri meskipun berbentuk pelarian. Hal seperti ini sering dilakukan manusia pada umumnya ketika menatap masalah menumpuk. Membutuhkan jeda untuk mampu menyelesaikannya.
Beberapa manfaatnya, adalah berikut:
1. Membaca buku, saat lelah dan cape bergelut dengan dunia, membaca buku adalah bentuk relaksasi bagi seseorang escapist sementara waktu.