Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Good Girl Syndrome", Sikap Wanita Terpaksa Menjadi Sempurna

25 Januari 2023   23:43 Diperbarui: 1 Februari 2023   14:22 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi sosok yang baik sebagai seorang manusia tidaklah salah, bahkan merubah diri lebih baik adalah contoh yang patut ditiru. Tetapi, perilaku baik dan menyenangkan bagi orang lain bukan juga kewajiban indvidu sepenuhnya.

Seperti yang dialami para wanita yang teridentifikasi sindrom good girl (wanita baik). Hal ini terjadi ketika seorang wanita selalu ingin dan tampil baik dan menyenangkan pada sesama, namun menghiraukan hak nya sendiri untuk bahagia dan senang.

Keadaan berbuat baik tidaklah buruk dan perlu diapresiasi, hal yang harus diamati adalah perilaku baik yang terpaksa dilakukan dengan mengorbankan perasaan dan kebahagian orang lain. 

Kadang-kadang seseorang bisa bahagia dengan menyenangkan orang lain, itu bersifat sementara. Sifat manusiawi butuh ke-egoisan sesekali dan lebih memperhatikan dirinya sendiri.

Mengapa Good Girl Syndrome terjadi?

Dalam sebuah studi Universitas Stanford, dilansir dari Psychology Today, bahwa perilaku 'Good Girl' mengacu pada sindrom yang menggambarkan sifat seorang wanita. 

Kaum wanita mendapat stigma dengan rasa kasih sayang, lemah lembut, ceria, sopan, hangat dan loyalitas yang kuat.

Salah satu penyebabnya adalah orang tua yang sering mendidik anak melalui pemikiran yang normatif dan kuno. 

Tidak dalam artian orang tua salah mendidik anaknya, ini memungkinkan pemikiran yang tertanam dalam anak. "Kalau menjadi perempuan harus baik, lemah lembut dan penuh kasih sayang".

Perkataan itu sejak kecil selalu menjadi nasihat yang tumbuh hingga beranjak dewasa. Apa yang menjadi kekhawatiran wanita dewasa adalah enggan bersikap tegas, berani dan mandiri. Keliru jika seorang wanita harus selalu teguh bersikap baik dan mengecewakan.

Perilaku seperti ini bisa serupa people pleaser, tidak berani menolak sesuatu dan taat pada yang lebih dominan. 

Padahal, bisa mengakibatkan tekanan mental dan bersalah ketika menolak perintah. Wanita yang terkena sindrom ini resah dikala meninggalkan kesan yang buruk dan tidak menyenangkan.

Apa Saja Ciri-Ciri Good Girl Syndrome?

1. Sukar untuk menolak ajakan atau perintah. Artinya, peran yang dilakukan seorang wanita adalah mengamankan dirinya dari amarah atau stigma buruk dari orang lain. 

Dia tidak melakukan hal-hal aneh atau cukup taat pada yang perlu dilakukan. Selain itu, ia cenderung menolak suara hati dalam dirinya.

2. Terlihat sempurna tanpa celah kesalahan. Bisa dikatakan perfeksionis dalam melakukan pekerjaan di mata orang lain. Padahal ia merasakan kelelahan dan butuh istirahat dari aktivitas sehari-hari.

3. Kurang terbuka atas keinginan pribadi. Wanita dengan sindrom ini selalu tertutup dari apa yang perlu diutarakan. Keluhan-keluhan yang dipikiran hanyut dalam dirinya pribadi, sehingga ia harus menelan rasa pahit seorang diri.

4. Rapuh dan mudah menjadi lemah. Disini, seorang wanita akan sering mengalami rasa gundah gelisah, overthinking atas penilaian orang lain, dan mental spontan down saat orang-orang di sekitarnya kecewa dan mengkritik.

5. Terlalu memikirkan orang lain. Pada kasus dimana wanita baik adalah keharusan, ternyata bersikap tidak baik dalam pandangan orang lain belum tentu benar. 

Namun, seorang wanita yang memiliki sindrom ini memacu diri atas validasi yang sempurna, tanpa kekurangan dari orang lain, khususnya orang yang dipercayai.

Dari penjelasan di atas, sikap baik belum benar sepenuhnya. Baik tidak selalu didefinisikan berpengaruh dan berdampak bagi orang lain, sejatinya diri sendiri sebagai mahkluk perlu mendapatkan perilaku baik, dari orang lain termasuk dari pribadinya.

Sudah bukan lagi label wanita sebagai makhluk yang tercantum dalam hukum adat dan norma semata. Bersikap dinamis dan demoktatif juga penting agar setiap orang bisa memahami tipikal masing-masing individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun