Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik, Bagaimana Tata Kelola Sampah?

24 Januari 2023   14:40 Diperbarui: 28 Januari 2023   15:44 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peneliti Ecoton mengidentifikasi mikroplastik di laboratorium/Ecoton.or.id

Dalam mengelola sampah, cara yang dilakukan di Indonesia masih dilakukan secara land field, artinya yang dikerjakan adalah membuang, mengangkut dan mendistribusikan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Demikian, pemanfaatan sampah hanya 7,5 persen dari total sampah setiap harinya.

Merujuk data kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2020 yang dikelola Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia, sekitar 45 persen yang sudah memiliki Perda Persampahan dan Perda Retribusi Persampahan.

Tata kelola sampah yang diajukan Ecoton adalah memperluas regulasi pembatasan dan pengurangan plastik sekali pakai, penerapan zero waste city, menaikkan anggaran program tata kelola sampah di tataran daerah untuk penyediaan fasilitas, mendorong produsen penghasil sampah plastik agar merancang konsep pengurangan produk kemasan yang mencemari lingkungan.

Selanjutnya, sungai yang terkontaminasi mikroplastik tahun 2022 di dominasi dari lima material yaitu serat (fibre) sebanyak 49,20 persen, filamen (film) sebesar 27,80 persen, fragment sebanyak 18, 60 persen, pellet sebanyak 4 persen, dan foam dengan 0,4 persen.

lima material yang mencemari sungai di Indonesia/Ecoton.or.id
lima material yang mencemari sungai di Indonesia/Ecoton.or.id

Melansir nationalgeographic.grid.id, sumber dari lima material tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Fibre (Serat). Sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, penatu, dan juga limbah industri tekstil. Fibre juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena faktor alam, seperti suhu, arus air, dan lain-lain.

2. Film (Filamen). Ini berasal dari degradasi sampah plastik tipis dan lentur, seperti kresek dan kemasan plastik single layer (SL).

3. Fragment. Ini berasal dari degradasi sampah plastik kaku dan tebal, seperti kemasan saset multilayer (ML), tutup botol, botol shampo dan sabun.

4. Pellet. Ini merupakan mikroplastik primer yang langsung diproduksi oleh pabrik sebagai bahan baku pembuatan produk plastik.

5. Foam. Ini berasal dari degradasi setiap jenis plastik dengan struktur foam (berbusa), misalnya dari styrofoam atau plastik lainya meliputi poliestirena (PS), polietilena (PS), atau polivinil klorida (PVC).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun