Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Potongan Beasiswa, Setengah Harganya

15 Januari 2023   23:59 Diperbarui: 16 Januari 2023   00:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanda tangan MoU/Pexels

Urang (saya) enggak bakal kasih kalau 50 persen mah, banyak kebutuhan, harus bayar sewa kontrakan, UKT dan biaya hidup” ujar Jaka

Minggu, 8 Januari lalu, diselenggarakannya penyaluran beasiswa Karawang Cerdas tahun 2022 kepada para mahasiswa pendaftar baru yang dinyatakan lulus dari berbagai jalur. Beasiswa Karawang Cerdas (Karcer) adalah beasiswa dari Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang setiap tahun.

Jaka (bukan nama sebenarnya), salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi Islam di Bandung mengeluhkan beasiswa yang ia dapatkan. Jaka mendaftar melalui jalur akademis yang menggunakan nilai IP dua semester.

Nilai yang diraih terbilang cukup untuk menjadi pemenang beasiswa, persaingan ketat peraih beasiswa memang tidak bisa diabaikan. Berdasarkan Keputusan Bupati Karawang Nomor 978/kep.566-Huk/2022 ada 7.303 pendaftar baru yang mendapatkan beasiswa dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).

Bagi pelajar tingkat PT mendapatkan dana sebesar 6 juta Rupiah. Jaka bahagia bisa memiliki uang sebesar itu untuk kebutuhan kuliah dan biaya hidup. Tapi, ia juga khawatir, pencarian terpotong oleh oknum yang membantunya.

Jaka sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan bantuan dari pihak oknum, dikarenakan oknum meminta bagian lima puluh persen. Jika ia berhasil, mau tidak mau Jaka harus memberikan bagian yang sudah disepakati.

“Tadinya, ada pihak (H) menghubungi saya lewat telepon, menawarkan bantuan agar bisa mendapatkan beasiswa terkait, dengan syarat potongan 50 persen. Saya juga mau menolak ya bagaimana, agak canggung karena dia dari satu organisasi dan dekat sama saya” ucap Jaka.

Pemuda asal Karawang itu sadar bahwa apa yang ia raih suatu keburukan, bahkan kejahatan. Di sisi lain, ada kejelasan dari hasil perundingan penerima dan oknum tersebut. Jaka menjelaskan pihak mereka tak terlihat membantu, hanya mengisi list pihak yang ikut dibantu dan menyetorkan nilai IP.

Tak ada bantuan yang sungguh-sungguh mengurusi beasiswa tersebut. Dari melengkapi administrasi dilakukan sendiri bahkan untuk memperbaiki kesalahan cetak kartu keluarga. Semua diusahakan Jaka yang harus bolak-balik Bandung-Karawang di tengah kesibukan kuliah.

Lebih lanjut, dari Bekasi.tribunnews.com, Bupati Karawang, Celica Nurrachdiana menindak tegas oknum-oknum pelaku pungli beasiswa Karcer. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang mengalokasikan Rp 20 miliar per tahun, Celica menyesalkan para pihak pemeras beasiswa.

Pemerintah tegas membuka ruang pengaduan di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) bagi para korban pungli. Jaka tahu akan hal tersebut, tapi ada ketakutan terhadap kekuatan para oknum jika hal itu terjadi, karena ini merupakan masalah privasinya.

Dalam perundingan bersama oknum, Jaka mengajukan agar pemotongan dikurangi. Pihak mereka sebenarnya juga hanya jembatan dari oknum asli. Jaka menuturkan hal ini seperti pemerasan, meskipun nyatanya sudah kesepakatan bersama.

Selain jaka, terdapat 4 orang lainnya dari PT serupa mengambil jalur seperti ini. Mereka juga berat hati untuk menerima kesepakatan itu.

Kecurangan dalam meraih beasiswa sering kali sukar diungkapkan, para korban tidak memiliki kekuatan untuk melapor pada pihak berwenang. Jaka berupaya berpikir apa yang harus ia lakukan, sementara ia hanya melihat fakta lapangan proses penyaluran beasiswa terlebih dahulu.

Alih-alih menjadi pemenang beasiswa terasa membahagiakan, bagi Jaka seperti kekecewaan yang diterima. Ia sadar akan keburukan dan dampaknya, tetapi ia juga tahu bahwa kebutuhan kuliah harus terpenuhi.

“Saya rasa sebagai penerima beasiswa terlibat kedzoliman, meskipun semua orang bersaing ketat meraih beasiswa, tapi pemotongan ini juga pelajaran bagi saya, sudah saja terima dan ikhlas” tutup Jaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun