Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Petrikor, Alasan Aroma Hujan Bikin Tenang dan Rileks

27 Desember 2022   01:00 Diperbarui: 27 Desember 2022   01:09 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai kompasianer! Pernah mengalami suasana hati yang sulit dijelaskan saat mencium aroma hujan? Jika pernah, aroma yang kamu hirup tersebut memiliki nama yang unik lho! Aroma itu disebut dengan istilah petrichor. Lantas, sebenarnya apa sih yang menyebabkan aroma hujan tersebut begitu khas dan enak untuk dihirup?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh sepasang ilmuwan Australia, Isabel Joy Bear dan RG Thomas dalam sebuah artikel di jurnal Nature berjudul “Nature of Agrillaceous Odor.” Orang-orang dahulu, menjadikan hujan sebagai jalan untuk kelangsungan hidup mereka setelah berlangsungnya musim kemarau.

Hal ini menjadikan hujan sebagai dambaan yang penting bagi orang-orang. Maka dari itu, Isabel dan Thomas, menyebut aroma hujan dengan istilah ‘petrichor’, yang dalam bahasa Yunani merupakan ‘petra’ yang artinya batu dan ‘ichor’ yang artinya darah para dewa.

Nah, orang dahulu sangat menyukai hujan karena dalam sejarah peradaban kuno mereka menggantungkan kehidupan dengan air yang banyak, air ini hanya bisa di dapatkan dari sungai dan air hujan. Contohnya saja dalam sejarah Mesopotamia, yang bisa menghidupi dan bertahan dari cuaca dan daerah yang kering dengan memaksimalkan hasil air dari sungai Tigris dan Eufrat, dan hujan salah satunya.

Lanjut, bagaimana proses hujan bisa menjadi aroma Petrichor ini? Penelitian mereka menentukan bahwa salah satu penyebab utama bau khas ini adalah campuran minyak yang dikeluarkan oleh beberapa tanaman selama musim kemarau. Saat badai hujan datang setelah kekeringan, senyawa dari minyak yang menumpuk seiring waktu di bebatuan dan tanah kering bercampur dan dilepaskan ke udara. Menarik di pelajari sih!

Jadi kompasianer, bahwa minyak menghambat perkecambahan biji, dan berspekulasi bahwa tanaman memproduksinya untuk membatasi persaingan sebagai pasokan air yang langka selama musim kering. Minyak di udara ini bergabung dengan senyawa lain untuk menghasilkan bau. Di daerah hutan yang lembab khususnya, zat yang dikenal adalah Geosmin, bahan kimia yang diproduksi oleh bakteri dalam tanah sebagai Actinomycetes.

Jadi, bakteri mengeluarkan senyawa ketika mereka menghasilkan spora, kemudian dampak hujan yang membasahi tanah mengirimkan spora ini ke udara, dan udara lembab membawa bahan kimia ke dalam hidung kita. Ozon atau O3, molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang terikat bersama berperan dalam bau, terutama setelah badai petir. Muatan listrik petir dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.

 kemudian bergabung kembali menjadi Oksida Nitrat (NO), yang kemudian berinteraksi dengan bahan kimia lain di atmosfer untuk menghasilkan ozon. Kadang-kadang, kita bahkan dapat mencium bau ozon di udara. Ketika hujan membasahi tanah kering. Ternyata melepas dari penelitian tersebut, ada juga loh, alasan mengapa aroma hujan yang di sebut Petrichor menyenangkan hati.

Misalnya saja, aroma ini bisa membuat kepribadian seperti melankolis, sebab selain aromanya yang merangsang tubuh kita, suara dan vibes hujan membantu rasa ketenangan dan kedamaian, apalagi saat perasaan penuh emosional. Menjernihkan pikiran yang ruwet juga akan terselesaikan oleh aroma Petrichor tersebut. Alangkah baiknya kompasianer hirup dalam-dalam aroma hujan, itu akan membawamu kepada suasana tenang.

Udara yang dihasilkan ketika hujan juga menjadi penyebab utama tubuh merasa adanya perubahan suhu menjadi naik, kadang entah gegara apa pikiran kita terhanyut oleh bisingnya air hujan namun menenangkan untuk berdiam sejenak dan kontemplasi. Bisa juga muncul dibenak hal yang terlupakan, seperti hutang maupun jemuran baju. Terlepas dari itu, aroma Petrichor adalah bagian yang dicari oleh penikmat hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun