Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

5 Fenomena Politik Jelang Pemilu, Jangan Sampai Dikelabui

30 Juni 2022   15:11 Diperbarui: 30 Juni 2022   15:27 1990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai komoditas politik cukup mengerikan ternyata, secara pengertian komoditas adalah barang dagangan utama untuk dimanfaatkan. Menyangkut komoditas dan politik ternyata di Indonesia gameplay pemilu bukan hanya memainkan koalisi antar partai atau tokoh saja, tetapi lebih membawa agama sebagai komoditas politik sendiri. 

Tidak jarang bukan, organisasi masyarakat (Ormas) agama dijadikan sebagai komoditas politisi atau calon pasangan agar mendapatkan suara. Yah, permasalahan suara terbanyak supaya legitimasi kuat dan calon pasangan tidak perlu menghawatirkan mereka yang tidak berpihak.

5. Elektabilitas Partai Politik dan Tokoh

Sudah pasti ini dilakukan agar partai dan tokoh yang mencalonkan mempengaruhi rakyat dengan media massa, elektabilitas partai politik atau tokoh selalu dilakukan oleh berbagai lembaga survei agar membuka informasi seberapa publik tertarik atau terikat untuk memilih mereka. 

Setiap orang punya pilihan masing-masing, adanya elektabilitas adalah upaya kompetitif kuat sebagai lawan politik. Bagaimana tokoh atau partai mempengaruhi rakyat akan diketahui oleh kita dalam bentuk presentase nilai, meskipun responden tidak seluruh Indonesia tetapi usaha untuk membuktikan kalau mereka kuat dalam bersaing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun