Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ruang Kerja Bersama Gratis untuk Perempuan Pinggiran

24 Juni 2024   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2024   10:54 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang kerja bersama sangat penting didorong untuk menumbuhkan kreatifitas warga. Bukan hanya sekedar minum kopi tapi juga memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan tulis dengan fasilitas yang nyaman bahkan untuk menyelesaikan kebutuhan administrasi terkait lamaran, kompetisi dan lain sebagainya.

Sejauh ini di kota Medan, ruang kerja bersama gratis ini belum pernah kutemukan. Sepertinya belum ada. Semoga aku salah. Salah satu upaya pemerintah kota Medan adalah mengubah kantor pos menjadi Pos Bloc. Ruang-ruang bekas peninggalan Belanda masih dipertahankan sesuai keaslian. Banyak ruang terbuka. Parkir cukup nyaman. Berbagai jenis cafe dan tempat nongkrong tersedia. Tetapi belum gratis, karena suasana bisnis dan mahalnya masih kelihatan.

Kita bisa memilih pojok manapun. Dengan kursi-kursi yang nyaman. Ada banyak jolokan charger di setiap pojok. Tapi tetap harus dibayar dengan pesan kopi dan makanan yang harganya termasuk fantastis. Jika kopi premium di tempat lain bisa dikisaran 25-35 ribu, maka dengan kualitas yang sama di tempat ini 50.000-60.000/gelas. Ada harga ada rasa. 

Dan belum memenuhi ruang kerja bersama karena tidak ada fasilitas lain seperti kebutuhan saat ini terkait printer, scan, jaringan internet atau bahkan mungkin buku-buku gratis yang bisa dibaca kapanpun. Orientasi bisnis sangat kental, dengan cafe-cafe shop mungil brand internasional menyebar di hampir semua sudut. Yang perlu ancungan jempol. toiletnya bersih. Harum, indah dan sangat sedap digunakan. Tak ada aroma pesing, kelihatan bahwa dirawat secara rutin.

Seandainya ruang kerja bersama banyak di buka di kota Medan, alangkah senangnya. Kapan dan siapapun bisa kesana. Mungkin hanya untuk sekedar menscan dokumen untuk menjadi calon penyelenggara pemilu. 

Bayangkan saja dalam bulan-bulan ini berapa ratus para penyelenggara pemilu harus menyiapkan dokumen-dokumen persyaratan untuk melamar sebaga anggota KPU, Bawaslu. Yang hanya bergaji digit sejuta bahkan hanya ratusan rupiah. Tetapi harus berpeluh-peluh ke toko fotokopi, ATK dan membayar bayar untuk kebutuhan dokumen tersebut.

Belum lagi layanan terhadap data-data sosial yang harus diinput setiap bulan oleh penerima BLT, PKH, Mekar, BPJS, CU dan berbagai skema bantuan lainnya.

Menuju Ruang Kerja Bersama Gratis 

Aku adalah perempuan yang suka menghabiskan hari di coffee shop. Menulis, mengkhayal atau hanya sekedar untuk menikmati sepotong roti . Hidup di antara jaman konservatif, jaman reformasi dan kini jaman media sosial membuat diriku melampaui perempuan di jamanku. Jika perempuan tetanggaku harus ramai-ramai  saat menghabiskan hari di kedai kopi.

Saya lebih menikmati menyendiri, menikmati vintage vas bunga dengan sekelopak mawar merah di sudut cafe. Atau mungkin  mereguk teh aroma terapi dari Tobasari Simalungun. Atau di sore yang basah duduk melihat orang datang dan pergi ke kampus di Unika kota Medan sekaligus juga mengunyah kecil roti  dengan tuna meleleh di dalamnya.

Seandainya, terserak ruang-ruang kerja bersama yang nyaman di kota Medan. Aku adalah orang terlama dan paling antusias untuk menghabiskan hari disana. 

Aspek yang membuat kenyamanan:

-Kursi-kursi sederhana yang didesain unik dan menarik

-Toilet yang bersih dan harum

-Fasilitas komputer, printer, scan

-Wi Fi yang kencang dan stabil

- Tersedia makanan dan minuman dengan harga terjangkau

-Parkir yang luas 

- Colokan yang ada di mana-mana

-Ada karaoke (karena saya suka bernyanyi) .ha..ha..


Desain Satu Ruang Kerja Bersama Untuk Perempuan Miskin

Di banyak masa, saya berkhayal menyediakan Working Space For Poor Women Free. Saya melihat para perempuan pebisnis pemula yang rata-rata ekonomi lemah tidak bisa mempromosikan produk mereka dikarenakan keterbatasan. 

Padahal di wilayah tinggal saya, hampir 99% perempuan memiliki aktifitas terkait dengan working space jika dikaitkan dengan kebutuhan internet. Kebutuhan dokumen (scan, fotokopi,) atau untuk merebut ruang-ruang seperti PPL, Panwaslu, PKD terkait dengan kepemiluan atau akses layanan kesehatan yang butuh dokumen. 

Rindu rasanya jika saya bisa mengembangkan satu ruang nyaman bagi para perempuan pinggiran ini untuk bisa menghabiskan waktu untuk mempromosikan bisnis mereka, melengkapi dokumen mereka atau sekedar mendapatkan informasi terkait dengan peluang bekerja atau mungkin tentang kesehatan anak.

Saya akan mendesain meja-meja bercorak ragam yang indah. Di beberapa sudut akan ada bunga-bunga semerbak tropis bercampur aroma hujan. Jaringan internet kencang sehingga para perempuan pinggiran ini tidak harus membayar atau membeli pulsa yang mencekik. 

Dan akan ada penganan kecil dengan harga terjangkau. Ada minuman serai, lemon, teh, kopi dengan toping herbal. 

Ada papan dinding berisi pengumuman banyak peluang kerja bagi perempuan pinggiran tersebut.

Tidak ada orang bergosip, yang ada suara mesin tik labtop. Atau mungkin sesekali nyanyi bersama. Dan di sudut ada para perempuan pensiun sedang membaca surat kabar atau majalah pop seraya menyeruput teh,kopi atau saja.

Di depan ruang kerja, ada showroom pakaian bekas yang masih bagus. Ada perlengkapan dapur yang masih cantik diobral harga murah. Setiap orang akan mendonasikan barang-barang mereka yang sudah tidak laku. Dan orang-orang yang butuh akan mengambil secara kebutuhan. 

Konsep berbagi, berdonasi, mengembangkan crowd funding untuk kebutuhan paling rentan, paling miskin atau para lansia (senior).

Dan aku sibuk mengganti taplak yang basah kena siraman kopi. Atau mengganti pengumuman di papan dinding bahwa akan ada donor darah di mall A pada tanggal sekian. Mungkin di satu masa membantu memprint ibu disabilitas yang sedang memperbanyak surat miskin. Dan di tangan lainnya, mengetikkan surat pernyataan anak perempuan yang mengalami kekerasan /bully di sekolahnya.

Akan ada kegiatan sosial di ruang bersama yang akan kubangun. Ada ruang selalu berbagai informasi bermanfaat. Dan intinya  para ibu dan anak gadis meneguk kopi terbaik yang lezat tanpa harus diganggu dengan berbagai kecaman tetapi merasa aman dan nyama.

Akan ada pajangan produk sehat seperti beras organik, sayur organik, atau hasil olahan ikan yang sehat 

Mungkin ada buku-buku gratis yang bisa dibaca kapan saja dan oleh siapa saja.

Semoga Ruang Kerja Bersama ini menjadi issu penting bagi Pemko Kota Medan dan Deli Serdang dimana lokasi saya tinggal dan bekerja. Karena ini menjadi kebutuhan mendesak bagi warga. Tentu membangun inspirasi, menebarkan kreatifitas, menumbuhkan lingkungan yang membangun sangat diperlukan. Di tengah coffee shop, warung kopi yang menyempitkan cakrawala dengan hanya sekedai scroll..........scroll......

Mungkin Tahun 2030 mimpi ini terwujud. Akan muncul ruang terbuka di Tembung, di Pasat Merah, di dekat kantor Walikota, di Padang Bulan, Di Selayang, Di Tanjung Rejo. Di hampir semua wilayah.

Dan di sudut pinggiran sana ada ruang kerja bersama bagi perempuan pinggiran untuk menumbuhkan para perempuan yang inspiratif, sehat dan bahagia dengan setiap kondisinya.

Happy Street, 24 Juni 2024

Diamonda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun