Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Ibu Riama, Perempuan dari Sumatera Untuk Pertanian Berkelanjutan

12 Juni 2024   08:50 Diperbarui: 12 Juni 2024   10:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Sosok Bu Riama sedang mengolah lahan pertanian ramah iklim

Perempuan berdarah Batak  ini dengan tak putus-putus mendorong para anggota untuk semangat meneruskan kerja-kerja pertanian yang ramah iklim.

Sebagai ketua kelompok, perempuan yang beranggotakan sekitar 25 perempuan dan  laki-laki, tak sungkan-sungkan membuat pupuk organik di lahan pertaniannya yang cukup luas.

Walau sibuk ibu ini selalu ada waktu bagi kelompoknya untuk melakukan kegiatan-kegiatan pertanian di desanya. Apa yang sudah dilakukannya?

Menganekaragamkan Tanaman di Lahan

Saat berkunjung lahan bu Riama, paling sedikit ada 8 jenis tanaman di lahannya. Ada jagung, padi, cabe, kacang panjang, terong, sawi, kangkung atau tanaman lainnya. Upaya tumpang sari, wanatani ini menurutnya sangat bagus karena beliau bisa memperoleh pendapatan secara bergantian. Belum lagi dari hasil tanaman keras seperti cengkeh, jengkol, durian, coklat miliknya. Panen 3-5 kg cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan harian. Apalagi dengan harga coklat, cengkeh yang saat ini meningkat. Saat tanaman muda belum berbuah, beliau mengumpulkan cengkeh hanya untuk sekedar 2-3 kilogram dengan harga 90 ribu/kg. Lumayan 210.000 rupiah sudah dapat dengan menjualnya ke agen.

Saat coklat atau tanaman lain sedang trek(tidak berbuah), tanaman muda seperti kacang panjang, jagung, cabai bisa dipanen setiap masa. Sebuah upaya dalam menyesuaikan/beradptasi dengan kondisi ekonomi yang sekarang serba mahal. Dengan berbagai tanaman di lahannya terutama dengan organik, bertujuan mulia dalam kebertahanan pangan harmoni dengan menjaga lingkungan dan ekosistem yang lebih baik. Dalam video Permakultur dalam menjaga bumi dan mendorong ketahanan pangan terlihat sekilas lahan bu Riama yang secara ekologi masih sangat bagus. Bu Riama juga menjelaskan peran-peran petani perempuan dalam menjaga lingkungan adalah juga bagian dari pembangunan yang berleanjutan

Mendorong Pembuatan Pupuk Organik, Pembuatan Pupuk Cair

Boleh dikatakan sumber daya limbah ternak cukup sulit di desa bu Riama,tetapi semangat untuk membuat pupuk organik tetap menyala, Kelompok ini mengumpulkan limbah ternak sapi dari desa tetangga secara bergotong royong. Limbah ini kemudian diolah bersama-sama untuk dipakai di lahan kelompok dan lahan masing-masing anggota yang dipimpinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa limbah kotoran sapi yang tidak dikelola juga berkontribusi dalam menghasilkan gas metan ke udara. Menyebabkan percepatan pada emisi gas rumah kaca. Termasuk penggunaan pupuk kimia sintesis seperti urea ke lahan sawah. Oleh karena itu pengelolaan limbah dengan difermentasi akan mendorong pengurangan karbon di udara, dan penggunaan pupuk organik di lahan sawah membantu pengurangan emisi setiap perkilonya.

Kelompok ini dan ibu Riama sudah memproduksi berton-ton pupuk organik untuk dipakai oleh dirinya sendiri dan juga kelompok perempuan Horas Jaya yang dipimpinya.

Mengembangkan bibit lokal padi dan jagung

Belajar tak pernah mengenal usia dan semua tempat adalah sekolah. Bu Riama pernah belajar ke Lampung untuk pengembangan bibit lokal organik yang tahan iklim komoditas padi dan jagung dari salah seorang ahli pemuliaan tanaman disana. Tidak hanya sekedarr berkunjung, bu Riama menanam padi dan jagung di lahannya. Ketika panen berbagi bibit dengan anggota dan petani di sebelahnya. Dengan menggunakan benih l0kal yang dikembangkan sendiri. Belajar dan terus berproses, maka kemandirian akan mulai tercipta. Bu Riama sudah mulai meninggalkan ketergantungan pada benih hibrid yang harganya mahal. Serta terkadang kualitasnya tidak cocok dengan iklim dan kondisi dia berada.

Memimpin Sekolah Lapang Organik Beradaptasi Pada Iklim

Salah satu upaya pertanian ramah iklim adalah bagaimana petani mampu beradaptasi dengan perubahan iklim saat ini. Di banyak desa di seluruh Indonesia, termasuk desa ibu Riama, persoalan perubahan iklim sangat terasa bagi pertanian mereka. Cuaca ekstrim dengan panas yang sangat tinggi, kemudian hujan terus-menerus membuat tanaman mereka rusak . Untuk mencegah perubahan iklim adalah sesuatu yang tidak mungkin. Maka bersama dengan teman-teman kelompok didukung LSM dan BMKG, kelompok bu Riama menyelenggarakan Sekolah Lapang Padi yang berfokus upaya menyesuaikan cara bertani dengan cuaca dan iklim sekarang ini. Petani belajar secara sederhana mengamati hama lewat menggambar, memakai alat sederhana pengukur cuaca dibantu BMKG. Dan juga melakukan upaya adaptasi ke lahan sawah percontohan milik bu Riama seperti melakukan : 

1. Penyisipan pada tanaman padi yang rusak karena kebanjiran.

2. Aplikasikan pupuk organik pada lahan mereka

3. Manajemen air di lahan  , memasukkan air jika kekeringan dan mengurangi air jika kelebihan

4. Penggunaan Pestisida alami untuk mengelola hama dan penyakit tanaman

5. Membuat benteng

6. Bergotong royong

DokBITRA: Ibu Riama sedang menjelaskan Sekolah Lapang Iklim yang dilakukan kelompoknya 
DokBITRA: Ibu Riama sedang menjelaskan Sekolah Lapang Iklim yang dilakukan kelompoknya 

Sebagai Inspirasi dalam Forum-Forum Petani Perempuan Berdaya

Tidak hanya berkutat di lahan berlumpur dan ladang serta tanaman. Bu Riama juga dalam berbagai kegiatan terlibat sebagai petani perempuan di forum-forum regional dan lokal. Utamanya memotivasi para petani perempuan untuk maju dan mendorong upaya pertanian berkelanjutan dalam sistem pertanian organik yang ramah iklim. Motivasinya bermanfaat untuk menambah semangat para petani untuk melakukan berbagai sistem pertanian yang berkelanjutan.

Beliau pernah diundang dalam Workshop Keberlanjutan Pertanian Organik di Kota Medan. Dan menginspirasi banyak perempuan dari desa, bahwa petani juga memiliki kontribusi besar dalam menjaga bumi jika mengolah tanah dengan organik. Bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan SUmatera Utara, Akademisi dan Para Pegiat organik, bu Riama menggambarkan bahwa desa dia, kabupaten dimana dia tinggal berpotensi mengembangkan pertanian organik.


Integrasi Tanaman dan Ikan dengan Konsep Mina Padi 

Di Sumatera Utara terutama di wilayah Simalungun dan Siantar, ikan mas Panombean sangat terkenal di jamannya. Rasanya manis, alami dan juga sangat lezat. Bagi suku Batak, ikan mas biasanya diolah sebagai salah satu makanan istimewa di acara perayaan adat besar untuk pernikahan dan pesta lainnya. Selain itu menjadi suguhan khas populer dengan kekhasan dan kelezatannya. Terutama diolah dengan sebutan Ikan Mas Arsik . Bahan ikan mas ini menjadi sumber pendapatan tambahan dan kenamaan dari kampung bu Riama. Ikan Mas ini dibudidaya dengan sistem Mina Padi. Ikan dimasukkan ke lahan padi dengan umur tertentu. Tanpa pakan buatan, tetapi makanan ikan berasal dari nutrisi, gizi dan berbagai elemen dari tanaman. Pengaturan air, jarak tanam padi, usia ikan dan upaya perawatan menjadi keahlian rata-rata warga di desa ini. Dan tradisi mina padi ini diteruskan oleh ibu Riama. Ketika petani lain sudah meninggalkan konsep integrasi padi dan ternak (ikan) ini, maka bu Riama masih meneruskannya di lahan beliau.Selain untuk kebutuhan tambahan uang, bu Riama juga menjelaskan tanahnya lebih subur dan hasil produksi padi juga bagus.

Bekerjasama dengan Pihak LSM, DLH, Pemerintah Desa, Dinas Tanaman Pangan 

Sebagai bagian dari kerja bersama kelompok Horas Jaya juga selalu membangun kolaborasi dengan semua pihak. Tentu upaya ini juga sangat disambut baik oleh bu Riama sebagai ketua Kelompok. Tahun 2021 desa dimana dia tinggal bersinergi dalam Program Kampung Iklim (Proklim) yang diselenggarakan oleh KLHK. Proklim dinilai dari keaktifan anggota, konsep pertanian ramah iklim, penggunaan pupuk organik sebagai input yang ramah. Walau belum menang di tingkat nasional, kelompok ini mendapat sertifikat di tingkat Kabupaten Simalungun dengan peringkat 2.

Kelompok ini juga sering difasilitasi training oleh Dinas Lingkungan Hidup tentang ecoenzym, pembuatan magot, dengan LSM BITRA Indonesia tentang pemasaran produk organik dan pemerintah desa dengan program pengembangan kapasitas kelompok tani perempuan.

Mengembangkan Lahan Sayur Organik 

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga terutama uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah. Di sebagian lahan miliknya bu Riama menanam berbagai jenis sayur organik seperti bayam, sawi, kangkung dan lain-lain. Ibu ini dibantu anaknya memasarkan sayur organiknya baik secara offline dan online yang bisa dilihat di link facebooknya FB. Kwt Horas Jaya. Sayur dengan budidaya organik tentu ramah iklim karena tidak lagi menggunakan pupuk kimia sintesis seperti urea yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca ke atmosfir. Penggunaan limbah yang berasal dari bahan lokal seperti limbah pertanian, limbah ternak dan limbah rumah tangga diaplikasikan ke lahan sayur.

Pengakuan dari konsumen menyatakan produk sayur organik bu Riama renyah, lembut dan enak. Dan secara lingkungan juga sangat bagus bagi kesehatan air, udara dan tanah di sekelilingnya.

Penanaman dan Perawatan Pohon 

Lahan pertanian bu Riama bukan hanya berisi tanaman muda. Ibu Riama tetap mempertahankan beberapa bagian lahannya sebagai lahan liar yang berisi tanaman keras seperti durian, jengkol, bambu dan tanaman kayu lainnya. Tanaman ini berfungsi bagi menjaga lokasi lahannya yang tetap asri dan terjaga. Di sisi yang lain, masih ditemukan pohon-pohon bambu yang tumbuh dengan baik dan sangat bermanfaat bagi pengikat tanah dan juga kebutuhan rumah dan bahan bangunan ramah iklim.

Upaya menanam pohon dan merawat adalah tradisi yang diturunkan oleh orangtuanya.Dan sampai sekarang masih diteruskannya, baik secara sendiri maupun jika ada kerjasama dengan pihak lain. Bahkan dua tahun terakhir ini ibu sebagai ketua kelompok dengan anggota sekitar 25 orang ini bekerjasama dengan BITRA Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Desa melakukan penanaman (sumber FB. Berliana Fruits)  berbagai tanaman buah di area lahan pertaniannya.

Begitulah sosok perempuan sederhana ini menjalani hari-harinya. Sebagai petani perempuan. Untuk keluarganya, lingkungannya dan masa depan kita semua.

Horas dari Sumatera Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun