Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajar Tulisan Indah tentang Danau Toba Merdeka

27 Agustus 2021   11:41 Diperbarui: 27 Agustus 2021   12:01 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku rindu, dimana kutemukan tulisan tentang keindahan dan kedamaian tentang Danau Toba?Jarang  tulisan tangan orang dewasa kutemukan. Mampukah tangan mungil anak  Samosir menuliskannya? Dalam bentuk tulisan  meresap,  atas rasa syukur sehingga imun naik di  pandemi ini.

Cello, anakku  bertubuh mungil  warna coklat tubuhnya. Kami berbincang.

Aku: Anakku, nenekmu adalah guru. Ibu berontak tidak mau jadi guru. Ibu hanya pegawai swasta di kota. Gaji kecil, jam kerja panjang. Maukah kamu jadi guru bahasa Indonesia. Seperti nenek? 

Cello: Tidak, katanya!Cita-citaku hanya menjadi seorang pengusaha kue. Yang punya pabrik besar. 

Aku kecewa. Kutemukan diriku  gadis kecil dulu. Di tengah padang rumput luas. Duduk di atas bukit. Ibuku seorang perempuan matang bercerita dan mengajar. Seorang yang tulisannya indah. Memandu anak-anak menuliskan keindahan Danau Toba. Ada lenguhan kerbau. Mata air jernih mengalir di sela bukit  hijau. Tanah warga ditumbuhi jagung, kacang, padi,bawang, dan mangga. Sumber kehidupan beragam. Tidak berpestisida kimia.

Aku  jelmaan gadis kecil, ibuku. Ah seandainya aku dulu sekolah guru. Aku akan bersama anak menuliskan mimpi kami tentang Danau Toba dan  Indonesia merdeka. Merdeka dimana warga bergelimang panen raya. Gemah ripah loh jinawi. Sejahtera  hasil panen banyak. Buah-buah  alami warna-warni. Ternak gendut.

Tapi kami gadis kecil, pindah ke kota. Tidak mau jadi guru...Puluhan tahun kemudian... Ternak sudah habis, ladang-ladang gundul, banjir menghadang, longsor menerpa

Anak perempuan memandang jauh ke depan.Menuliskan kembali makna merdeka . Alam  kembali ditanami.Sumber mata air  kembali muncul. Tanah-tanah subur dimana petani menanam pangan lokal beranekaragam. Kami sekolah pertanian dan kembali ke Samosir. Menyuburkan lahan rusak, menanam pohon lokal sarat kearifan, panen raya bersama penuh bahagia. 

Tulisan itu semakin kuat, anak-anak perempuan terus berlatih, menulis, bermimpi. Sempurna Danau Toba yang sekarang tidak baik-baik, menjadi Sehat, Kuat dan indah. 

Tiba-tiba anakku Cello, mengulurkan secarik kertas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun