"Jaman dulu, omak dan teman mencari kayu bakar di perkebunan teh." Oh cerita usang, koor anak-anak.
"Jaman dulu, emak meleles buah tetangga." Jaman susah, miskin. Tak menarik rasanya.
"Jaman dulu, ini masih hutan, sekarang sudah perkebunan. DUlu Ladang sekarang perumahan."
Tak menarik. CErita si anak sulung dengan antusias. "Mak..e, tadi ada ular besar kena tabrak. Ada burung jalak mati tertembak. Kupu-kupu sudah tak ada lagi. Kadal sudah tak pernah nampak di hutan lagi. Biawak yang besar ditangkap dijadikan tambul (diolah dan dimasak untuk dimakan bahkan dijual dikedai) oleh Bapak Dedi, dlsb."Berbinar matanya bercerita tentang hewan liar yang sebentar lagi akan punah.
Sulit menemukan cara bercerita soal alam berubah. SUngai yang semakin kering. Pohon habis. Jadinya, "Nak....kita mandi sungai nanti ya!" Membawa anak mandi sungai untuk lebih menikmati hidup.
Dari hari kehari debit air sungai mengecil. "Kok habis airnya, MAe." Nah......belajar soal perubahan tadi.Â
Pohon habis, akar tanaman mengikat air berkurang, air tak tersimpan di tanah lagi. Banyak menggenang di semen rumah, toko dan mall.
Air sungai dari ke hari juga makin jorok. Pernah kami mandi, lewat popok bayi penuh kekuningan. Jijik. Sampah dan botol plastik terkadang. Nah ilmu baru turun. Orang buang sampah sembarang.
Dihubungkan seperti itu mereka paham.
Bumi makin hangat..........ada baiknya. Asal jangan sampai panas. Menyebabkan air es di kutub mencair. Akibatnya banjir, bah. tanah longsor. Keseimbangan energi dingin dan panas harus dijaga. agar bumi tetap hangat.