Ini Caraku Jadi Seniman

Dokpri; Agustus 2017-Secangkir kopi diantara bukuku

c. Timing. I have spesific time to enjoy the coffee.Between 07.00 - 08.30 in the morning. Sebagai ibu dengan 2 anak yang masih sekolah dan  saya bekerja. Saya punya waktu luang antara jam tersebut. Saat anak-anak sudah berangkat. Tetes demi tetes cairan hitam memenuhi rongga mulut. Mencecapnya dalam kenikmatan maksimal. Dan akan menimbulkan hormon baik. Sensasinya mendorong otak untuk memunculkan kreatifitas dan innovasi dalam otak. Semangat  datang. 

d. Places

Tidak di semua tempat kopi bisa dinikmati secara maksimal. Saya punya beberapa tempat khusus di rumah. Salah satunya di kursi ruang tamu, dengan view hijaunya pohon jambu klutuk depan rumah. Seraya menyaksikan orang-orang yang sedang mengantar anak ke sekolah. Atau di meja makan mungil ditemani kelopak bunga berwarna bening dari serpihan kaca manis dipandang.

3. Chat with your patners

Di rumah, di kantor, di angkutan kota, saya selalu berusaha untuk bertanya kabar atau hanya sekedar say :Hi...Sebagai bagian dari kehidupan sosial, saya menyadari bahwa pola komunikasi modern telah memutus sifat manusia yang pada dasarnya ingin terus berkomunikasi. Menyebabkan perasaan terasing, tidak diperdulikan, sensifitas kurang. Sehingga membangun dialog, bertanya kabar, menyapa selalu saya lakukan. Tak peduli apa respon lawan bicara.

Bagaimana cara untuk mengekspresikan seni menjalani hidup?Tulisan ini mencoba menjawab............

Metode apa yang kupakai?Sederhana, simple, murah

Siapa saja yang terlibat??Diri sendiri, family, kids, teman, tetangga

4. Spending Time To Read your Favourite Books

Apa yang kamu suka? Carilah buku yang kamu suka. Tidak harus semua orang baca Harry Potter edisi 1 sampai terakhir. Saya malah suka pilih dan baca buku yang tak terkenal. Suka buku motivasi, suka buku parenting. Beli, dan bacalah!! Tidak harus buku terbaru. Buku bekas juga bisa. Harganya pun miring bisa 5000 - an di Titi Gantung/Lapangan Merdeka. 

Saya beberapa kali menemukan buku bagus, tentang novel dengan harga cuma 11.000 di toko loak di Lapangan Merdeka-Medan. Lembar perlembar dibaca saking enaknya bahasa novel tersebut. Tidak terkenal, tidak booming, bukan best seller. Cerita tentang seorang Amerika yang ikut terlibat dalam proses kemerdekaan Indonesia. Seorang perempuan yang mengawali hidupnya di Bali. Kenal baik dengan Amir Syafiruddin, Tan Malaka bahkan Presiden RI I Soekarno. Bahasa sederhananya. Ceritanya biasa saja. Tapi dari sana saya tahu bagaimana peran tokoh kemerdekaan dengan karakter yang unik.  

Bukunya sangat menarik hati. 

Sekarang juga sedang ditawarin pinjam buku gratis sama  seorang teman facebook di   fbnya di alamat Pinjam Buku Gratis & Review ...........Ada puluhan koleksinya. Tinggal pilih yang kita suka. Syaratnya kasih komentar atau review atas buku tersebut.............seru kan???

5. Berburu Sesuatu di Musimnya