Mohon tunggu...
Sirazul Hadi
Sirazul Hadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca,musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Wajah baru kapitalisme di Indonesia

20 Desember 2024   14:10 Diperbarui: 20 Desember 2024   14:10 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Munculnya "new kapitalisme" di Indonesia dapat dipahami sebagai suatu fenomena yang melibatkan perubahan dalam struktur dan praktik kapitalisme yang lebih mengarah pada bentuk yang lebih modern atau kontemporer. Kapitalisme baru ini sering kali berkaitan dengan era digital, globalisasi, dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi cara-cara ekonomi, bisnis, dan produksi berlangsung di Indonesia.

Beberapa ciri utama dari kemunculan kapitalisme baru ini di Indonesia antara lain:

Peningkatan Peran Teknologi dan Digitalisasi: Di era digital, sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memainkan peran yang semakin penting. Platform e-commerce, fintech (teknologi finansial), dan perusahaan-perusahaan berbasis digital lainnya semakin mendominasi ekonomi Indonesia. Hal ini menciptakan peluang baru bagi perusahaan-perusahaan besar dan startup untuk berkembang dengan cepat tanpa batasan geografi.

Pergeseran dalam Sumber Kekayaan: Kapitalisme baru di Indonesia tidak lagi bergantung hanya pada sektor-sektor tradisional seperti minyak, gas, dan sumber daya alam, melainkan lebih banyak melibatkan sektor-sektor berbasis teknologi, keuangan, dan industri kreatif. Dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan teknologi dan digital, seperti GoTo, Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain, muncul pola distribusi kekayaan yang lebih terfokus pada inovasi dan teknologi.

Kesenjangan Ekonomi yang Lebih Tajam: Walaupun teknologi dan kapitalisme baru memberikan kemakmuran bagi beberapa kelompok, namun hal ini juga menambah kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin. Sektor-sektor yang lebih menguntungkan cenderung menguntungkan perusahaan besar yang memiliki modal dan teknologi, sementara sektor tradisional yang lebih bergantung pada tenaga kerja manusia mungkin tidak berkembang secepat itu.

Peningkatan Kewirausahaan: New kapitalisme ini juga mendorong tumbuhnya kewirausahaan di Indonesia, di mana semakin banyak orang yang terlibat dalam startup dan usaha kecil menengah (UKM), terutama yang berbasis online. Hal ini mengubah lanskap ekonomi Indonesia, dengan peluang baru bagi masyarakat untuk terlibat dalam perekonomian.

Keterkaitan dengan Ekonomi Global: Kapitalisme baru di Indonesia sangat terhubung dengan ekonomi global, karena banyak perusahaan Indonesia yang berkolaborasi atau bergantung pada pasar internasional. Perusahaan-perusahaan teknologi, misalnya, sering kali berbasis global dan beroperasi di berbagai negara. Dampak dari tren global ini sangat terasa di Indonesia, baik dalam hal investasi asing maupun pengaruh budaya dan ekonomi luar negeri.

Pergeseran Nilai dalam Dunia Bisnis: Selain keuntungan finansial, perusahaan-perusahaan dalam kapitalisme baru di Indonesia juga mulai memperhatikan nilai-nilai sosial, lingkungan, dan keberlanjutan. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan yang mempromosikan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan (sustainability), baik dalam praktik bisnis maupun produk yang mereka tawarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun