Sejarah disatu sisi dianggap sebagai harta dalam bejana yang akan sangat bermanfaat. Namun disisi lain dianggap pemikiran yang sudah usang dan tidak relevan dengan pemikiran masa kini (kontemporer). Tentu pandangan yang benar adalah melihat sejarah sebagai warisan yang harus dihargai dan ditradisikan kepada generasi berikutnya.
Pemikiran bapa gereja kuno (dimulai sekitar abad pertama sampai kedelapan) merupakan sistematika iman Kristen yang memiliki nilai kebenaran. Nilai kebenaran yang dimaksud karena ajaran atau dogma yang mereka sampaikan berasal dari kebenaran Firman Tuhan (Alkitab) sebagai otoritas utama dalam mengajar. Oleh karena itu, penting untuk menengok bagaimana pandangan bapa-bapa gereja (sejarah) untuk mengusulkan dan berdiskusi dalam teologi kontemporer.
Belajar kepada sejarah artinya kita menghargai dan tetap memegang ajaran itu sebagai kebenaran. Oleh karena itu, untuk kita lebih mudah memahaminya, maka penulis hendak memberikan klasifikasi untuk mempelajari pemikiran bapa-bapa gereja kuno:
1. Berdasarkan Waktunya
Apabila mengacu dengan waktu mereka hidup dan berkarya. Para ahli sejarah gereja sepakat untuk mengelompokannya kepada dua hal berikut (Konsili Nicea menjadi tonggak karena menghasilkan banyak keputusan para bapa gereja yang penting):
A. Bapa-bapa Gereja sebelum tahun 325 (Ante-Nicene Fathers)
B. Bapa-bapa Gereja setelah tahun 325 (Nicene & Post-Nicene Fathers)
2. Berdasarkan Daerah
A. Bapa-bapa Gereja yang menulis dalam bahasa Yunani disebut dengan Bapa Yunani, seperti:
- Irenaeus dari Lyons seorang murid Polycarpus.
- Clement dari Alexandria seorang yang menggabungkan tradisi filsafat Yunani dengan doktrin Kristen menjadi Kristen Platonisme.
- Origen dari Alexandria
- Athanasius dari Alexandria adalah tokoh utama dalam melawan Arianisme dan tokoh sentral Pengakuan Iman Nicea.
- Cyril dari Alexandria seorang yang berjuang agar kebenaran Kristologi dari abad 4 sampai 5 tidak diselewengkan.
- John Chrysostom seorang yang ahli dan bertalenta dalam khotbah publik.
B. Bapa-bapa Gereja yang menulis dalam bahasa Latin disebut Bapa Latin, seperti:
- Tertullian seorang yang memberikan istilah Trinitas.
- Cyprianus dari Karthago seorang uskup dan juga mati di Karthago.
- Ambrosius dari Milan uskup di Milan yang menjadi salah satu tokoh Gereja paling berpengaruh pada zamannya.
- Jerome dari Stridonium seorang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Latin (Vulgata).
- Agustinus dari Hippo seorang Bapa Gereja paling berpengaruh sepanjang zaman yang menulis Confessions dan City of God.
- Gregory the Great seorang menjadi Paus pertama yang berlatar belakang monastis yang memengaruhi masa awal Gereja abad pertengahan.
Â