Mohon tunggu...
Sirajul Huda
Sirajul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru les rumahan

Seorang ayah yang selalu berjuang menghebatkan anaknya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jika Aku Rindu Ayah

12 November 2024   09:26 Diperbarui: 12 November 2024   09:28 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika aku rindu Ayah, aku akan mengenang kisah-kisah paling indah saat bersamanya

Kami pernah duduk bersisian, aku sebelah kiri, ia sebelah kanan. Aku bercerita banyak hal, sedang Ayah hanya menjadi pendengar yang taat

Sesekai ia tersenyum, sesekali ia mengangguk, sesekali ia menggeleng, sesekali Ayah yang pendiam itu mengucapkan kata "ho-oh"

Lantaran tak berhenti ngomong, Ayah menguap dan mengucek matanya, kukira ia memberi isyarat: bagaimana kalau ceritanya kau buat bersambung, duhai buyung.

Ia tak marah, ia tak memotong pembicaraan, ia mengganggapku penting. Ayah lebih memilih menggunakan bahasa tubuhnya, bukan bahasa mulutnya agar aku jeda bicara

Kini, aku tak bisa lagi bercerita dengan lelaki yang santun itu, sebab ia telah pergi meninggalkanku, selamanya.

Air Tawar, Padang, 12 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun