Mohon tunggu...
Sirajul Huda
Sirajul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru les rumahan

Seorang ayah yang selalu berjuang menghebatkan anaknya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sejak Ayah Bepulang

2 September 2024   08:03 Diperbarui: 2 September 2024   08:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejak Ayah pergi, aku sering bicara sendiri, menempelkan hal-hal yang aku lakukan kepada dirinya. Seumpama:

Jika sore datang, sedang aku minum kopi dan goreng pisang, maka kubergumam, "Dulu, Ayah sangat menyukai camilan ini, yang ranum dan harum."

Jika singgah di rumah makan, pada dua pertiga nasi yang telah dihabiskan, aku tersenyum, "Pernah aku dan Ayah, sebelah menyebelah duduk di sini."

Jika kehujanan saat menuju kepulangan, aku seakan melihat wajah Ayah, "Cepat mandi, baluri badanmu dengan minyak angin."

Aku bukan tidak siap kehilangannya, tapi banyak hal yang takbisa lagi aku ulang bersamanya.

Air Tawar, Padang, 2 September 2024Se

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun