Untuk mensiasati, Li-el pulang lebih awal, tanpa  memberi aba-aba. Berangkat Minggu pagi, sore telah berada di bibir pintu rumah
***
BEGINI KEBIASAAN MASYARAKAT DI KAMPUNG KAMI, KENAGARIAN AIA BANGIH, PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT DALAM MENYAMBUT PERANTAU YANG PULANG KAMPUNG
Qadir teramat bahagia. Akhirnya anaknya datang juga, setelah satu semester dikarantina di Padang demi memperjuangkan impiannya
Awal kedatangan Li-el, tetangga kiri-kanan menyambutnya, ada yang salaman, ada yang duduk sambil menanyakan kabar, yang lainnya hanya lirik kiri kanan
Secepat kilat, Qadir wara-wari ke rumah saudara, terjadi pesan berantai pada saudara yang lain. Malam itu seluruh handai tolan ngumpul. Mungkin rindu, atau penasaran dengan Li-el yang wajahnya semakin bersih, kulitnya sedikit terang lantaran aktivitas yang hanya dari rumah ke kampus. Dari kampus ke konter pulsa untuk bekerja. Nyaris kulitnya tak disentuh matahari.
Malam itu Qadir senang bukan kepalang, terbayar lunas kelelahannya melaut tiap malam, menghadang ombak besar, angin kencang, dinginnya malam  Seluruh handai tolan takada yang dibolehkan pulang sebelum acara makan, dengan menu andalan rendang udang, yang merupakan masakan kebanggaan kedua setelah gulau hiu bagi masyarakat Kenagarian Aia Bangih yang terletak di ujung Pasaman Barat, Sumatera Barat
***
Memasuki hari ke empat, Li-el ingin mengulang kenangan masa-masa kecilnya dulu berkumpul di Masjid bersama teman sepantaran.
Di kampung kami, kalau ingin ngumpul hanya ada beberapa tempat. Kalo nggak di kedai kopi, kemungkinan di Masjid, atau di rumah.
"Wooooi..masih belum balek Padang buyung?balek lagi...ngapain lama-lama disini. Kampung kita akan tetap begini-begini... Yang rajin akan pergi melaut mencari ikan, yang malas tetap akan goyang-gayang kaki di warung kopi, yang mau kuliah sepertimu akan tetap belajar memperjuangkan mimpinya, yang kebablasan tetap kebablasan, mungkin kecanduan, mungkin hanya memainkan gawai seharian, dari pagi sampai malam, untuk sebuah game online, yang menjadi penyebab pertengkaran dengan Ayah Ibunya. Lupa makan, lupa shalat, takmau bekerja, lebih suka berkurung di kamar
***
Memasuki hari ke tujuh, orang -orang kampung sudah mulai cuek dengan Li-el, dari awalnya penasaran dan pernuh pertanyaan, lalu di.hari ke empat penuh keheranan kenapa masih belum balek ke Padang, hingga puncaknya di hari ke tujuh mereka lebih menginginkan Li-el kembali ke Padang