Di penghujung malam, tiba-tiba Ibu ingin mengumpulkan pecahan-pecahan kemiskinan yang berserakan di ruang ingatan
Mendapati anak lelakinya yang pulang lebih awal lantaran uang sekolah yang belum dibayar. Menerima Petugas Puskesmas yang melarang Ibu menambah anak lantaran telah bersangatan banyak. Melezatkan kembali nasi yang hampir basi agar anak-anak bisa berdiri tegak
Masih adakah yang lain?
Kali ini Ibu semakin bersemangat
Jualan Ibu yang kembali utuh, tak tersentuh. Jangankan orang mendekat, lalatpun tiada hinggap. Ibu yang pernah ke rumah sakit, bukan karena sakit, hanya berpura-pura sakit, agar mendapat paracetamol untuk disimpan jika sewaktu-waktu anaknya sakit. Ibu yang menutup pintu rapat-rapat saat penjaja makanan berteriak, agar tiada terdengar oleh anak-anak
Masih adakah yang lain?
Kali ini tangis Ibu tertahan disebalik senyum yang dipaksakan
Mungkin, jika dedaunan yang ada di bumi dijadikan kertas, dan air laut dijadikan tinta, takkan pernah cukup melukiskan penderitaan Ibu
Tapi...
Itu dulu, sekarang sudah tak
Air Tawar, Padang, 25 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H