Mohon tunggu...
Roy Sirait
Roy Sirait Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku ingin belajar menulis apa adanya\r\nkarena aku emang ga ada apa apanya\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

,..R.....u..*....U,,,*

19 Juni 2012   01:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

suara burung pagi ini sangat merdu
......seperti tak bisa mengartikanya untuk dunia ini
berjalan begitu saja tanpa sebuah kesan yang hangat di ingatan
tak berdaya melawan sebuah keharusan
berdiri,berlari melawan hari

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,pagi ini cuaca mendung lagi
dicurahi titik lagi tak bisa kujawab lagi
bodoh sepertinya aku hari ini tidak bisa berlari
harus berhenti dengan sebuah resiko ditiduri
terasa asing ada terganjal menyesak
pagi ini aku ingin melihatmu memakai safari
berselendang di bahu dan tertidur pulas lagi

,,,,,,,,..
istana ini  bagai angker
meneror sang raja bersemayam tak senang hati
tidurmu itu telah mengubah segalanya
ada sebuah magic yang tertinggal di dalam tawa dan tidurmu
berbungkus memori tertulis dengan tullisan namamu

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
seribu titik ini seolah tak berarti
tidak bisa di jawab dengan sebuah jawaban berati
engkau lukiskan sebuah lukisan hati
yang megah dan menjadi penguasa hati
menjadi pengisi di hati kecil yang tak berarti

adakah engkau pernah tahu tentang mimpiku?????
sebelum pagi menjelang dan gelap malam masih menjadi permaisuri
engkau telah bercahaya
terang benderang mengiasi gelapnya sebuah hati
belaian lembut tangan dari seorang bidadari
berdiri memandang seorang pangeran yang baru berbakti
membenarkan lengan dari baju sang permadani
engkau telah bercerita tentang sebuah rasa yang sulit tuk bisa dipercaya
bertutur lembut tentang rasa yang mengungah

akankah engkau akan datang
memeluk impianku dalam dekap mesra hangat hatimu
atau mungkin berlari menampar mimpi dan menjauh dari  ceritaku

seribu titik tak bisa menjawabmu
bertanya tentangmupun jangan
bayanganmu sederhana tapi tak bisa kulihat
engkau menjauh mungkin dari mimpiku
sebelum matahari terbit lagi
pagi besok sudah datang lagi
kuharap ceritamu harus diakhiri
......................................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun