Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Jarak Jauh pada Idul Fitri, Wanita Jauh Lebih Siap daripada Pria?

23 Mei 2020   11:38 Diperbarui: 23 Mei 2020   11:55 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta kasih dalam Idul Fitri kali bisa dari kejauhan. Corona, dapat mengartikan kembali definisi cinta, tidak hanya dari kedekatan pasangan, tetapi juga dari kejauhan. Tamsil ini kelak berguna bagi kita paska corona dan Idul Fitri yang khas tahun 2020.

Cinta biasanya kita artikan dengan kedekatan. Saat jatuh cinta masa remaja. Kita memaknai cinta itu dengan kedekatan, berharap dapat selalu menempel dan bersamanya. Mungkin ini bersifat personal, tapi yang pribadi itu juga bersifat umum.

Semakin dewasa, kita mulai menyadari cinta yang didefinisikan hanya kedekatan, ternyata tidak mempan lagi dalam kehidupan. Kenapa? Karena misalnya dengan berbagai tuntutan karier, pekerjaan, ekonomi, pendidikan, kesejahteraan, sosial, kesehatan, hobi, selera, dan sebagainya--mengharuskan pasangan menikah mencintai dari jarak jauh?

Yang penting ada trust, kepercayaan. Begitu kita katakan meguatkan atau menghibur diri di tengah kecemasan, pasangan di luar sana sedang selingkuh?

Jangan khawatir, cemas itu tanda kurannya kepercayaan kata yang lain menasihati. Meski, ia lebih awal mengalami derita pengkhianatan.

Semoga tidak demikian. Tapi, kata Hotman Paris Hutapea, "Show," umumnya pria itu buaya. Hotmat mengakui, ia jenis buaya cinta? Agak nakal sedikit pada wanita cantik di luar sana, tetapi secara internal ke rumah atau istrinya ia memberikan hepeng (uang) yang berlimpah. Termasuk, uang sewa berbagai apartemennya menjadi hak kuasa istrinya.

Pengakuan Bang Hotman "jujur?" menohok pria yang berupaya dusta pada pasangannya.

Cuma, jangan dikira hanya pria yang bisa serong, beberapa istri juga melakukan hal yang sama sebagaimana jalan pikiran pria buaya?

Kembali kepada model cinta dari kejauhan. Bahkan tidak hanya karena pekerjaan, kematian juga akan memisahkan pasangan selamanya.

Beberapa pria muda tetap bertahan dengan istrinya meskipun sudah meninggal dunia. Ini, menjadi alasan dan rujukan referensi bagi wanita agar para pria dapat menirunya.

Saat Pak Habibie dan Pak SBY bertahan dengan istri satu, di media sosial banyak pujian dan sanjungan pada keduanya. Tapi, umumnya kebanyakan datang dari para wanita?

Barangkali, para pria jenis lain kurang menyukai contoh demikian. Sejati bagi wanita, bisa jadi jatah bagi umumnya pria lain. Mumpung masih muda, bila ditinggal mati pasangan. Ini kesempatan lagi, "menikah ulang?"

Ah! Wanita jangan berprangka buruk dulu tentang itu. Logika pria dan wanita berbeda dalam menghadapi kesendirian, kejauhan, dan kematiaan.

Kalau Anda amati dalam peristiwa ada kematian. Umumnya, wanitalah yang banyak menangis, sedih, dan duka meskipun itu hanya tetangga mereka.

Sedangkan umumnya pria, berkombur, bercerita lain yang aktual tentang hobi atau bisnis. Diselengi bahkan dengan tawa yang terdengar ke ruang musibah meninggal. Untuk dikedip yang lebih tua agar lebih empati. Baru, insyaf dia?

Begitupun tampak kuatnya pria menghadapi duka atau musibah meninggal, sedangkan wanita larut sedih.

Dalam kenyataannya, justru para wanitalah paling kuat hidup sendiri, berpisah, berjauhan, bahkan ditinggal mati suaminya. Si istri tahan hidup sendiri dengan penuh ketabahan.

Sedangkan umumnya pria yang tampak kuat itu, menjadi lemah dalam kediriaan, kesendirian, kejauhan, apalagi ditinggal mati istrinya.

Maka, suami yang tergolong muda secara anekdotal di daerah dikatakan. Sejak masih istrinya yang meninggal didatangi pentakziah atau penjiarah, pria yang baru duda sudah mendata para penziarah wanita. Berharap salah satunya bisa menjadi pasangan?

Barangkali, itulah satu karunia atau rahasia Tuhan pada perempuan. Usia rata perempuan jauh lebih panjang daripada laki-laki.

Tak percaya, silakan data di kampong, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi, pusat, nasional, dan internasional. Secara kasat mata yang manula lebih banyak kita lihat nenek, bukan kakek?

Jadi, jika dalam kematian saja wanita lebih cenderung berempati dan berbagi sedangkan laki-laki berpura kuat. Maka wajarlah kalau kemudian, para wanitalah yang paling sanggup mencintai pasangannya, bahkan dalam kejauhan sekalipun.

Tentu saja ada kasus, ketika pria juga lebih mampu berjauhan dengan cintanya pada pasangannya yang tidak diragukan lagi. Atau sebaliknya, ada wanita paling tidak sanggup ditinggal sebentar saja, saat suaminya ke kedai kopi?

Itu barangkali jenis cinta yang terakhir itu kecemburuan berbaur dengan ego nafsu berlebihan yang buta, tuli, dan bisu?

Bagaimanapun juga dalam kejauhan, mencintai pasangan, keluarga, kerabat, dan rekan tetap dapat dilakukan pada Idul Fitri ini. Apalagi dengan berbagai kemajuan teknologi media komunikasi. Salam Idul Fitri, minal aidin walfaizin. (***).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun